Awalnya menulis di Kompasiana semangat Si Kate sudah empat lima. Sampai sekarang tetap empat lima. Cuma belum pernah sih saking semangatnya sambil berteriak, "MERDEKA!"
Semangatnya memang tidak pernah mati. Walau menulis hanya mengandalkan HP standar saja. Sudah tiga kali ganti. Tapi tetap Nokia, HP kesayangannya. Nyaman dan sehati.
Bedanya, kalau awal-awal menulis, setiap hari sibuk mencari ide. Setelah menulis hari ini, sudah berpikir keras ide apalagi yang harus ditulis esok hari.
Kalau sekarang sibuknya menulis ide-ide yang sudah berdesakan di dalam kepala. Semuanya mau duluan ditulis. Si Kate malah jadi bingung sendiri.
Begitulah, akhirnya setiap hari "terpaksa" harus menulis. Takut idenya basi kalau lama-lama disimpan dalam batok kepalanya.
Sebenarnya Si Kate tak pernah bermimpi, sampai hari ini bisa setiap hari menulis. Bahkan dibilang gila menulis. Tapi belum ada sih yang menjuluki sebagai penulis gila.
Sepertinya memang bisa gila Si Kate kalau sehari saja tak menulis. Daripada gila mendingan menulis. Betul tidak???
Sebenarnya sebagai sahabat dekat, pernah menasehati juga. Mengingatkan agar Si Kate istirahat barang sehari atau seminggu saja.
Apa sih yang dicari lagi di Kompasiana?
Tulisan sudah mencapai dua ribu lebih. Ongkang-ongkang kali juga tak ada yang bisa melampaui setahun ini.
Apa yang dicari?
Penulis teraktif sudah. Tulisan masuk terpopuler dan terekomendasi sudah pernah. Masuk headlines, bahkan sehari dua kali pernah.
Apalagi?
Seharusnya sudah puas dan tidak perlu menghabiskan waktu di Kompasiana.
Kenapa tidak coba-coba bikin buku. Buat apa menulis kalau tidak menghasilkan buku?
Bukankah baru bisa dikatakan berprestasi bagi seorang penulis kalau sudah menghasilkan buku?
Dasar Si Kate, entah kenapa belum ada selera berpikir untuk membuat buku. Katanya masih mau menikmati menulis. Membuat buku sih soal gampang!
Soal buku, Si Kate sebenarnya tidak menolak, tatkala ada cewek cantik yang mengajak berkolaborasi membuat buku. Namanya Ma Sang Ji. Apalagi topiknya menarik. Soal rasa malu dan kemaluan.
Apa tidak heboh tuh?
Bagi Si Kate, bisa membuat buku bukan sesuatu yang luar biasa. Apalagi dibangga-banggakan sampai ke ujung dunia.
Dibenaknya yang paling luar biasa dan membanggakan adalah bila tulisannya membawa arti.
Apabila tulisannya langsung berpengaruh pada seseorang sampai secara spesial mengucapkan terimakasih. Itulah yang membuatnya terharu.
Tentu itu yang tak ternilai.
Satu hal, menulis dan bisa menikmati serta menjiwai itu adalah lebih dari segalanya.
Coba tanyakan, ada berapa banyak orang yang dapat menikmati saat-saat menulis?
Menulis dengan sadar sampai kemudian tidak sadar kalau ia sedang menulis. Setiap kata mengalir bagaikan tetesan air. Tak terasa kalimat demi kalimat terjalin menjadi sebuah tulisan terisi pesan.
Itulah impian Si Kate sebagai seorang penulis. Kalau sekarang menulis masih sambil berangan-angan. Tak heran masih tidak karuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI