Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kawin Kontrak

11 Desember 2011   10:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:31 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Tari, ini kan cuma sementara. Cuman 6 bulan dan uangnya banyak. Apa kamu mau hidup susah terus begini? Kebetulan lagi ada yang mencari jodoh untuk kawin kontrak. Kupikir kamu cocok. Jangan buang kesempatan, Tari!" rayu Ayu, saudara dekat keluarga Tari.

Lestari seakan di persimpangan jalan. Memikirkan kehidupannya yang miskin sejak dari kecil. Tergambar kesulitan dan kesengsaraan.

Apalagi melihat penampilan Ayu yang glamour dengan perhiasan di tubuhnya. Dimana juga Pak Somad tampak mendukung agar Lestari mengambil kesempatan ini.

"Tapi Lestari takut, Abah. Ini juga tidak sesuai hati Lestari!" Lestari memberi alasan kepada orangtuanya.

"Ya, udah. Coba dipikirkan dulu. Besok Ayu datang lagi. Kalau begitu Ayu pamit dulu."

Memutuskan sesuatu hal yang tidak sesuai pilihan memang membuat risau dan kepala pening. Tetapi sebagai manusia yang hidup dalam tekanan. Lebih utama bagaimana bisa segera terlepas dari tekanan menjadi pilihan.

"Tari, Abah juga sebenarnya tidak ingin kamu kawin kontrak dengan orang asing itu. tapi Abah pikir ini kesempatan baik untuk dapat uang. Buat biaya adik-adikmu sekolah dan bayar utang. Kalau sampai Abah tidak bisa bayar, sawah Abah bakal diambil renteiner."

Mendengar penuturan Abahnya, Lestari merasa trenyuh, menitikkan airmata. Menguatkan hatinya dan membulatkan tekad untuk memutuskan tawaran Ayu menjalani kawin kontrak.

Apa boleh buat? Dalam hidup memang harus memilih. Apapun itu. Benar atau salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun