Apakah setiap orang yang berbeda pendapat dengan kita harus dianggap sebagai musuh?Apakah orang-orang yang selalu menentang pendapat kita layak dijadikan musuh?
 # Menurut saya justru mereka pantas dijadikan guru yang membuat kita lebih baik lagi dalam berpendapat dan melatih kesabaran.
Contoh paling nyata saya alami adalah dengan orang terdekat saya. Istri di rumah adalah orang yang paling sering menentang pendapat saya yang ada dalam tulisan. Begitu juga terhadap pendapat saya dalam keseharian.
Boleh dibilang sering terjadi perbedaan pendapat dan sesekali harus diakhiri pertengkaran. Nyatanya saya tidak pernah menganggapnya sebagai musuh. Justru semakin menantang saya mempelajari, mengapa pendapat saya sering ditentang?
Menurut saya adalah salah bila kita harus menganggap orang yang berbeda pendapat dengan kita sebagai musuh.
Khususnya dalam dunia tulis-menulis adalah tak mungkin setiap orang pendapatnya akan sama. Jadi, setiap kita melontarkan sebuah pendapat atau pandangan, tidak perlu ketakutan bila ada yang menentang dan memberikan kritikan tajam.
Jangan panik bila ada yang sering menyerang tulisan kita dengan pandangannya yang selalu berbeda dengan pandangan kita. Gunakan kesempatan untuk berdiskusi dengan kepala dingin.
Dari perbedaan dan kritikan yang ada seringkali justru mendatangkan wawasan dan pemahaman baru bagi kita.Â
Apabila kita berani membuka diri, tidak membentengi diri kita dengan berkata,"Ini kan pendapat saya, mau suka terserah. Tidak juga tidak apa-apa!"
Kita tidak perlu menjadi orang yang anti kritik dan mati-matian mempertahankan pendapat kita. Terima kritikan dan pahami, bisa saja ada kebenaran di dalamnya.
Tidak perlu ragu dan malu mengubah pendapat apabila memang kurang tepat, bahkan bila kemudian kita menyadari terdapat kesalahan.
Namun kita juga dapat mempertahankan pendapat kita dengan sekuat tenaga bila kita meyakini kebenarannya, percaya, dan dapat mempertanggung jawabkan.
Berbeda pendapat jadinya pasti ramai dan bisa terjadi perdebatan panas bila masing-masing ingin menjadi pemenangnya. Akhirnya bisa tercipta permusuhan.
Berbeda pendapat akan menjadi indah, bila masing-masing punya keinginan untuk saling menghargai.
Bisa jadi pendapat kita berbeda karena kita melihat dari sudut yang berbeda saja. Dengan demikian, bukankah bisa untuk saling melengkapi?
Berbeda pendapat boleh, bermusuhan jangan. Bisa saja dalam hal pendapat berbeda, siapa tahu dalam selera makan sama. Pasti bisa damai bila sering makan bersama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H