Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dari Julukan Nabi Palsu, Tukang Copas, Penulis Sok Bijak, Sok Idealis Sampai Penulis Iseng

5 Desember 2011   01:38 Diperbarui: 28 April 2021   14:11 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Julukan buruk boleh tersemat kepada diri kita. Tetapi kita bisa mengubahnya menjadi sebuah tantangan untuk menjadi tidak seperti itu.

Entah harus sakit hati atau bangga mendapatkan julukan sebagai nabi palsu, tukang copas, penulis sok bijak, sok idealis sampai penulis iseng selama bergabung di Kompasiana. Yang pasti membuat dahi saya berkerut dan kuping memerah.

Namun saat sejenak mengingat kembali, lumayan bisa membuat tersenyum. Diam-diam saya harus mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah sudah dan rela menyematkan semua julukan tersebut.

Mengapa? Sebab atas usaha mereka menciptakan julukan yang spesial untuk saya itulah, membuat dan merangsang saya untuk lebih bersemangat menulis.

Minimal untuk memberikan pembuktian, bahwa mereka salah. Saya berharap para pemberi julukan itu, akhirnya harus gigit jari dan kecewa.

Saya juga pasti telah membuat mereka merana. Sebab saya tidak terjebak atas permainan mereka dengan julukan yang menjerumuskan itu. Namun saya melakukan perlawanan dengan terus menulis. Bahwa saya bukan seperti itu. Tidak seburuk yang mereka pikirkan.

Karena saya tahu semua itu hanya pelampiasan sifat sinis dan sirik yang terpendam dalam jiwa mereka. Kalau dikeluarkan, bukankah bisa meringankan jiwa?

Pada akhirnya memang semua julukan yang dilayangkan kepada saya hanyalah "fitnah" semata. Terbukti saya adalah asli manusia biasa, bukan nabi palsu. Saya bukan tukang copas, tapi selalu menulis mengandalkan hati dan otak saya sebisanya.

Saya juga bukan orang atau penulis yang sok bijak. Yang benar adalah orang yang sedang berusaha belajar jadi penulis bijak.

Apakah saya penulis sok idealis? Yang saya tahu saya menulis sebisa yang saya bisa. Kalau kemudian dianggap sok idealis ya sudah, tak apa toh?

Bagaimana dengan status penulis iseng? Bila saya hanya penulis iseng, sudah pasti tidak akan mungkin menyisihkan waktu setiap hari menulis.

Kalau hanya penulis iseng, tidak perlu saya harus serius dan berpikir keras demi menghasilkan sebuah tulisan. Yang jelas justru yang memberikan julukan adalah orang iseng. Kekurangan bahan untuk menulis. Betul tidak?

Saya katakan, bila ada yang hendak menjuluki saya dengan predikat buruk. Pasti mereka akan kecewa. Karena saya tidak akan menurut keinginan mereka.

Dari semua julukan yang saya dapatkan, lumayan ada julukan penulis besar. Saya percaya maksudnya besar sungguhan bukan penulis besar malunya! 

Karena saya memang pemalu loh! Mau bilang besar kemaluannya tidak enak. Takut dapat julukan baru sebagai penulis esek-esek. Takut dituduh merebut ladangnya Mas Herry F ha ha ha ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun