Harap para wanita jangan terprovokasi oleh pria seperti saya, sehingga semua datang melabrak saya.
#
Suatu sore dengan muka garang seorang saudara menghampiri saya di rumah. Dengan tenang saya hadapi.
Saya yakin ia pasti baru pulang kerja dan belum melepas lelah. Tapi dengan semangat empat lima menyambangi saya.
Rupanya ia marah, karena saya memarahi anak dan istrinya. Ini pasti atas provokasi istri atas kejadian yang barusan terjadi.
Saat itu saya memang lepas kontrol, setelah saya tegur baik-baik malah menantang.
Namanya anak-anak kalau bermain timbul keributan sebenarnya hal yang biasa. Tapi kalau orangtua turut membela anaknya, menurut saya kurang tepat kita. Seharusnya sebagai orangtua lebih bijak kita menasehati anak sendiri saja.
Namun saudara ini justru membela anaknya, padahal belum tentu benar. Mendapat angin, anaknya lalu mengambil sebongkah batu yang lebih besar sedikit dari bola tenis. Lalu dilemparkan ke arah anak saya yang ketika itu saya suruh masuk.
Untung hanya mengenai tembok. Saat itu saya tegur dengan keras, kenapa sembarangan melempar batu. Si ibu yang mendengar, lalu marah sambil berkata keras,"Kalau ada yang pecah, nanti saya ganti semua!"
Saya tanggapi,"Kalau kena kaca mungkin bisa diganti. Bagaimana kalau kena kepala Si Menmen? Mau ganti pakai apa?"
Saat itu Si Dede yang belum umur setahun digendong maminya dan saya melihat baru itu melintas di atas kepalanya.
Terdiam. Batu itu sengaja saya simpan dan kemudian saya tunjukkan kepada saudara yang menghampiri saya saat itu.
Rupanya ia merasa malu dan tak enak hati. Kemudian tak banyak bicara lalu pulang.
Coba kalau saat itu ia emosi, membawa golok atau kayu dan langsung memukul saya karena dipanas-panasia istrinya.
Ini hanya satu contoh, pasti masih banyak peristiwa di mana seorang suami karena rasa cintanya, begitu saja percaya atas setiap perkataan istrinya.
Karena provokasi seorang istri, seorang suami akhirnya ribut dengan saudara dan teman.
Maaf, wanita umumnya memang punya sifat suka mengadu dan saya rasa cukup pengalaman dalam hal ini ha ha ha......
Begitu halnya bagi para lelaki yang masih dalam taraf berpacaran, demi cinta, selalu mau saja mendengarkan perkataan kekasihnya. Padahal apa yang disampaikan belum tentu adalah kebenaran.
Berhati-hatilah para lelaki dan gunakan akal sehat agar tidak mudah terprovokasi oleh perkataan seorang wanita yang kita cintai.
Maaf, para wanita yang baca, percayalah, wanita yang saya maksud di sini pasti bukan Anda! Jadi jangan terprovokasi oleh judul tulisan ini..... Gunakan akal sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H