Ajang pemilihan Kompasianer Terfavorit yang diadakan Kompasiana dalam rangka ulang tahun ke-3,semestinya dapat menjadi acara yang bergengsi.
Di mana-mana selama ini dalam berbagai ajang pemilihan terfavorit menghadirkan kemeriahan dan pemenangnya dielu-elukan.
Namun niat baik pihak Kompasiana kali ini menghasilkan sesuatu yang menyedihkan. Bukan hanya sekadar lahir pro dan kontra. Bahkan ada isu penolakan melalui gerakan anti vote ke inbox.
Kemudian yang lebih menyedihkan lagi, lahir istilah "TERKAPORIT". Mungkin tujuannya untuk meledek Admin Kompasiana. Tapi imbasnya bisa saja ke para kompasianer yang menjadi nominator. Secara tidak langsung dianggap sebagai terkaporit. Memang apaan tuh terkaporit?
Saya tidak melihat hal ini sebagai lelucon. Karena memang tidak ada lucunya. Tapi lebih mengarah ke meledek. Sebenarnya sama juga sih, meledek pun bisa melahirkan kelucuan ha ha ha ... Atau ada maksud lainnya. Entahlah!
Jujur sampai terakhir ini saya tidak tahu siapa yang meraih suara terbanyak. Karena memang saya tidak begitu antusias mengikuti perkembangannya. Masalahnya saya yakin tidak mungkin memang.
Siapapun yang keluar sebagai pemenangnya. Jujur saya harus katakan, akan menjadi momen yang tidak akan menyenangkan. Menyedihkan dan kasihan karena hanya akan dianggap sebagai terkaporit saja. Bukan yang terfavorit.
Tentu saja saya berharap itu hanya semata karena kepicikan saya dalam berpikir.
Selamat dan selamat untuk yang menjadi terfavorit. Apapun penilaian orang lain, nikmati saja dengan senyuman. Kalau merasa tidak nyaman menerimanya. Silakan oper ke saya saja hadiahnya he he he ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H