Ruhut Sitompul, salah satu petinggi Partai Demokrat, memberikan penilaian. Bahwa resepsi pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Siti Rubi Aliya Rajasa berlangsung sederhana.
"Ini pesta yang sangat sederhana menurut
saya. Masih banyak acara pernikahan yang
lebih mewah dari ini," kata Ruhut kepada
wartawan usai menghadiri resepsi di JCC,
Jakarta, Sabtu (26/11/2011).
(Dikutip dari: TribunNews. com)
Lalu kenapa masyarakat begitu antipati menyikapi acara pesta pernikahan anak dari orang nomor satu di negeri ini dengan anak seorang menteri?
Untuk ukuran pesta petinggi negara dengan dana pesta pernikahan sekitar 12 miliar. Bukankah tak seberapa? Apalagi dana itu berasal dari kantong pribadi. Tidak membebani negara sama sekali.
Adakah yang salah, seorang kepala negara menggelar pesta pernikahan anaknya dengan meriah? Bukankah kepala negara juga termasuk warga negara yang memiliki kebebasan?
Begitu pula soal pengaman dan persiapan yang dilakukan dalam rangka persepsi pernikahan. Dianggap masyarakat berlebihan. Sebenarnya pengamanan untuk ukuran seorang presiden adalah wajar.
Entahlah kenapa masyarakat selalu menyikapinya dengan sinis dan pertanyaan. Setiap gerak-gerik presidennya selalu saja dianggap salah. Apakah ini tidak berlebihan? Apa sebenarnya yang diinginkan oleh masyarakat?
Soal pesta saja dipermasalahkan. Bukannya ikut bergembira dan mengucapkan selamat. Malahan mencemooh.
Padahal seperti kata Ruhut, bahwa acara resepsi pernikahan Ibas dan Aliya termasuk sederhana dan wajar. Banyak pesta-pesta pernikahan di negeri ini yang lebih mewah.
Apakah dalam hal ini masyarakat berlebihan dan tidak obyektif menyikapi masalah ini? Apakah masyarakat memang hanya ingin selalu mencari-cari kesalahan pemimpinnya?
Yang jelas masyarakat boleh protes dan tidak setuju dengan pesta pernikahan Ibas dan Aliya yang dianggap mewah. Tapi acara tetap berlangsung.
Jadi buat apa protes? Bukankah protes sekeras apapun selama ini tetap tidak akan ditanggapi.
Khusus untuk pesta pernikahan ini. Menurut Ruhut masih sederhana dan wajar. Dengan kata lain. Semua ini tidak berlebihan dan pantas-pantas.
Begitulah sikap para pemimpin kita. Masih selalu bertindak sesuai arus. Belum ada yang berani melawan arus dan memberikan contoh nyata hidup sederhana.
Mengubah gaya kepemimpinan yang lebih merakyat, sehingga rakyat akan selalu mendukung yang akan dilakukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H