Manusia jaman sekarang tidak malu-malu lagi melakukan hal yang memalukan sebagai manusia, karena telah kehilangan sifat mulianya sebagai manusia, yaitu
sifat TAHU MALU.
#
Salah satu sifat mulia manusia menurut Konfusius adalah memiliki sifat Tahu Malu. Setiap manusia seharusnya memiliki sifat tahu malu, karena manusia adalah
termasuk makhluk mulia ciptaan Tuhan.
Tahu malu tentu maksudnya bukan pemalu atau malu-malu kucing, tapi artinya kurang lebih adalah takut
atau tidak nyaman melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nurani.
Perbuatan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Tahu malu artinya tidak berani
melakukan sesuatu hal yang tidak
sesuai dengan sopan-santun. Tidak berani melakukan hal yang dapat merugikan orang lain.
Orang yang memiliki rasa tahu malu, akan merasa malu saat melakukan kesalahan dan berani bertanggung jawab terhadap
kesalahan yang dilakukannya.
Lalu bagaimana dengan keadaan masyarakat sekarang berkenaan dengan sifat tahu malu ini?
Sepertinya semakin tergerus oleh
kemajuan jaman, karena kebanyakan manusia tidak malu-malu lagi melakukan hal yang memalukan dirinya sebagai
manusia. Makhluk yang begitu diistimewakan Tuhan.
Bahkan ada yang begitu bangganya berbuat sesuatu yang memalukan demi kekayaan dan ketenaran.
Berbohong, menipu, curang, saling
sikut, dan pergi ke dukun untuk memperkaya diri, padahal katanya
ber-Tuhan.
Sesuatu yang dianggap tabu karena tidak layak dilakukan seorang manusia, tidak malu dipertontonkan di hadapan umum
tanpa perlu merasa malu lagi.
Masih belum cukup, kemudian tanpa malu-malu memberikan pembenaran untuk perbuatan memalukan itu.
Semakin hari manusia semakin
kehilangan sifat tahu malunya. Dari pedagang di pinggir jalan sampai pejabat di dalam gedung tinggi. Dari orang bodoh sampai yang pintar seringkali tak perlu merasa malu untuk berbuat curang
dan menipu demi memuaskan
keserakahannya.
Manusia boleh maju dalam kepintarannya, tapi moralitas semakin merosot. Salah satunya adalah semakin kehilangan rasa
malu.
Contohnya nyatanya adalah perbuatan korupsi yang merajalela dan menjadi budaya di negeri beragama kita ini.
Tak ketinggalan adalah perbuatan asusila atau kemaksiatan yang begitu parah melanda masyarakat kita saat ini.
Seks bebas dan perselingkuhan sudah menjadi hal yang biasa.
Padahal kalau sadar, perbuatan demikian adalah sangat memalukan.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Karena manusia sebagai pelakunya telah
kehilangan sifat tahu malunya.
Kalaupun masih ada, sengaja
disembunyikan agar tak berfungsi sebagaimana mestinya.
Sebenarnya saya sendiri malu-malu menuliskan tentang hal ini, karena saya sendiri adalah manusia pemalu. Maksudnya malu bila mengingat perilaku selama ini, sebab yang tertulis sedikit banyak adalah gambaran tentang diri sendiri. Tak heran, saya lancar menuliskannya.
Sungguh malu, sampai-sampai harus menutupi kemaluan, eh .... maksudnya muka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H