Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tokoh Lintas Agama: Indonesia Mendekati Jadi Negara Gagal. Bukankah Agama Termasuk Telah Gagal?

1 September 2011   11:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:18 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Forum Rektor-Tokoh Lintas 
Agama: Indonesia Makin Dekat
 Menjadi Negara Gagal", itulah judul salah satu media pada awal bulan Februari tahun ini.

Semua itu berdasarkan kajian dan dan berbagai teori para ahli tentang negara gagal.

Saya bukan ahli dan tidak mengerti teori apa-apa. Perlu dimaklumi, Indonesia baru 66 tahun merdeka dan tentu masih ada waktu untuk memperbaiki diri yang menjadi sebuah negara yang berhasil.

Kalau mau jujur, justru agamalah yang telah gagal dari tujuannya semula. Agama agar tidak kacau dimaknainya. Tapi tidak jarang terjadi sampai saat ini justru kekacauan itu karena masalah agama.

Setiap agama pasti ada pecahannya atau aliran-alirannya. Salah satunya penyebabnya adalah karena ketidakpuasan penganutnya sendiri.

Kita mungkin menganggap perbedaan itu indah. Tapi kenyataannya, karena perbedaan itu tidak sedikit darah yang mengalir. Tidak sedikit keluarga yang tercerai-berai. Tidak sedikit satu agama tapi karena berbeda aliran, harus saling mengkafirkan.

Karena masalah agama, ada negara yang terpecah.
Apakah kita menutup mata tentang hal ini?

Karena agama, tidak jarang sesama penganut agama sendiri saling memperebutkan jumlah umatnya.

Karena agama, tidak jarang terjadi para umat saling menghina karena merasa agamanya yang paling baik.

Karena agama, seringkali para pemuka agama harus menjelekkan agama orang lain saat berceramah dalam rumah ibadah.

Apakah para tokoh lintas agama tidak tahu soal ini?

Ingat, agama sudah ada di dunia ribuan tahun. Tapi saling menghina dan menjelekkan antar pemeluk agama masih saja terjadi sampai abad modern ini.
Padahal sudah sangat jelas diingatkan: Bagimu agamamu, bagiku agamaku dan jangan menghakimi atau semua manusia adalah saudara!

Menurut saya, sampai saat ini, setelah ribuan tahun agama ada, masih ada pertikaian dan permusuhan sesama manusia karena agama telah gagal menjadi pencipta kerukunan dan perdamaian di dunia ini.

Saya berpendapat demikian, mengacu pada penilaian para tokoh lintas agama memandang negara Indonesia yang dikatakan sudah mendekati kegagalan setelah 66 tahun merdeka.
Tapi sayangnya para tokoh lintas agama tidak menyadari kegagalan mereka sendiri sebagai tokoh agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun