Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Awalnya Malu-malu, Akhirnya Kemaluan

25 Agustus 2011   16:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:28 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pagi ini, Kamis (25/8) saat baru buka Kompasiana, terasa kaget juga mendapatkan permintaan pertemanan dari nama baru tapi rasanya tidak asing lagi. Ma Sang Ji & Katedra Rajawen Jr atau dengan akunnya http://kompasiana.com/marajawen.

Tak disangka-sangka oleh saya, secara spesial Mbak Ma Sang Ji telah membuatkan sebuah akun khusus untuk kami menulis yang rencananya kemudian akan dijadikan buku.
Saya terkaget-kaget duluan karena sebelumnya belum baca pesan beliau di kotak masuk.

Sebenarnya awalnya saya malu-malu melamar untuk jadi pasangannya, ketika Mbak Ma secara khusus membuka lowongan untuk mencari pasangan/jodoh. Karena saya tahu pasti banyak saingannya.

Lagi pula saya ini penulis iseng bukan penulis buku dan saya juga sebenarnya belum begitu minat menulis buku.
Mengapa saya malu-malu melamarnya?

Karena saya tidak yakin Mbak Ma tertarik pada ketampanan saya ha ha ha ..... eh maksudnya gaya tulisan saya yang termasuk sederhana dan tidak menjual.

Tak disangka dan diduga, saya belum sempat ke dukun dan mengadakan ritual khusus agar Mbak Ma mabuk kepayang pada lamaran saya justru lamarannya mulus dikabulkan tanpa syarat yang berat-berat.

Tadinya sudah malu-malu, begitu diterima justru kemaluan alias malu benaran alias benar-benar malu.
Sampai kemudian Saya bertanya-tanya apakah saya dapat membahagiakannya.

Tentu saja membahagiakan dalam arti bisa bekerjasama dan menulis sesuai apa yang diharapkan.

Terus terang saja, selama ini kami di Kompasiana jarang saling bertegur sapa atau saling memberikan komentar. Saya sendiri juga belum begitu mengenal Mbak Ma ini.

Jadi, terang saja ketika lamaran saya diterima tanpa melalui prosedur yang berbelit dan dipersulit. Saya juga tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk ke paranormal, agar segalanya lancar.

Harapan saya tentu saja proyek ini bisa berjalan lancar dan menghasilkan sebuah buku yang tidak mengecewakan. Tentu juga tak lepas dari kritik, saran atau masukan para sahabat semua untuk kami.
Selanjutnya, saya juga berharap pada akhirnya apa yang kami lakukan tidak mendatangkan rasa malu tetapi kami jadi tahu malu.


Salam menulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun