Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Minuman Berenergi Haram?

21 Juli 2011   09:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:30 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Untuk menegakkan syariat Islam di Chechnya,  dalam usulnya bukan hanya mengharamkan minuman beralkohol tetapi juga minuman berenergi. Karena dianggap sama merugikannya bagi kesehatan.

"Minuman berenergi sebanding dengan bir," kata Wakil Menteri Kesehatan Chechnya Rukman Bartiyev,  Selasa (19/7). Demikian seperti yang dimuat DISINI.

Pelarangan ini mendapat dukungan dari Uskup setempat dan hal ini tentu berlawanan dengan kebiasaan masyarakat Rusia yang terbiasa dengan minuman beralkohol.

Masalah minuman berenergi yang bakal dilarang tentu saja menimbulkan keresahan bagi produsen minuman berenergi karena mereka mengganggap minuman berenergi tidaklah berbahaya.

Bagaimana dengan Indonesia?

Sulit!

Karena semakin dilarang masyarakat akan semakin tertantang untuk melanggarnya. Dimana yang jelas-jelas diharamkan agama saja tidak segan-segan dilanggar. Contohnya, korupsi.

Mengapa?

Karena aturan atau hukum tidak benar-benar ditegakkan oleh penegak hukum atau aturannya sendiri, sehingga masyarakatpun mencontohnya.

Kembali ke soal minuman beralkohol dan berenergi yang dilarang di Chechnya, sebenarnya tidak usah menunggu untuk dilarang yang pemerintah, karena  sebagai umat beragama dan memiliki kearifan seharusnya kita bisa melarang diri sendiri untuk tidak mengkonsumsinya secara sadar.

Selain tidak membawa manfaat yang baik bagi tubuh kita yang ada justru merugikan kesehatan dan kantong tentunya. Apalagi kalau sampai dikonsumsi anak-anak secara terus-menerus pasti sangat berpengaruh buruk pada kesehatan di kemudian hari.

Jadi, semua adalah kembali kepada pilihan dalam menegakkan disiplin pada diri sendiri untuk memasukkan sesuatu ke dalam tubuh kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun