Untuk menegakkan syariat Islam di Chechnya, dalam usulnya bukan hanya mengharamkan minuman beralkohol tetapi juga minuman berenergi. Karena dianggap sama merugikannya bagi kesehatan.
"Minuman berenergi sebanding dengan bir," kata Wakil Menteri Kesehatan Chechnya Rukman Bartiyev, Selasa (19/7). Demikian seperti yang dimuat DISINI.
Pelarangan ini mendapat dukungan dari Uskup setempat dan hal ini tentu berlawanan dengan kebiasaan masyarakat Rusia yang terbiasa dengan minuman beralkohol.
Masalah minuman berenergi yang bakal dilarang tentu saja menimbulkan keresahan bagi produsen minuman berenergi karena mereka mengganggap minuman berenergi tidaklah berbahaya.
Bagaimana dengan Indonesia?
Sulit!
Karena semakin dilarang masyarakat akan semakin tertantang untuk melanggarnya. Dimana yang jelas-jelas diharamkan agama saja tidak segan-segan dilanggar. Contohnya, korupsi.
Mengapa?
Karena aturan atau hukum tidak benar-benar ditegakkan oleh penegak hukum atau aturannya sendiri, sehingga masyarakatpun mencontohnya.
Kembali ke soal minuman beralkohol dan berenergi yang dilarang di Chechnya, sebenarnya tidak usah menunggu untuk dilarang yang pemerintah, karena sebagai umat beragama dan memiliki kearifan seharusnya kita bisa melarang diri sendiri untuk tidak mengkonsumsinya secara sadar.
Selain tidak membawa manfaat yang baik bagi tubuh kita yang ada justru merugikan kesehatan dan kantong tentunya. Apalagi kalau sampai dikonsumsi anak-anak secara terus-menerus pasti sangat berpengaruh buruk pada kesehatan di kemudian hari.
Jadi, semua adalah kembali kepada pilihan dalam menegakkan disiplin pada diri sendiri untuk memasukkan sesuatu ke dalam tubuh kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H