Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesesatan Menuju Kebenaran

21 Juli 2011   06:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:30 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jangan takut tersesat dalam kesalahan, tetapi jangan dijadikan pembenaran untuk terus melakukan kesalahan.

#

Pernahkah para sahabat tersesat dalam perjalanan ketika melalui suatu wilayah yang baru?
Pernahkah tersesat dalam kesalahan demi kesalahan selama hidup ini?

Tidak perlu takut karena dari kesesatan dan kesalahan yang terjadi, akan banyak memberikan arti kehidupan kita selanjutnya demi menuju kepada kesadaran bila kemauan untuk terus berintrospeksi diri.

Saya seringkali mengalami ketersesatan dalam perjalanan. Saat menempuh perjalanan, saya suka mencoba rute-rute baru. Tetapi kemudian saya harus mengalami salah jalan alias tersesat. Jarak tempuh menjadi lebih jauh. Padahal niat awalnya adalah untuk mempersingkat waktu tempuh.

Namun dari pengalaman tersebut, saat mengalami kesesatan jalan justru saya menemukan rute baru yang lebih baik dibandingkan rute yang setiap hari saya tempuh.

Tentu hal ini jadi lebih baik dan menguntungkan, hal ini tidak terlepas dari usaha untuk bertanya dan bertanya.

Sama halnya dalam melakukan kesalahan dalam kehidupan. Dimana dari kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, justru kita menemukan kesadaran untuk menjadi benar dan lebih baik lagi.

Jangan takut saat mengalami kesesatan dalam hidup, bila mau selalu membuka diri untuk menerima pengajaran dan bercermin dengan berintrospeksi diri.

Kesalahan bukan hanya sekadar untuk dilupakan dan disesali, tetapi banyak sekali arti yang bisa dipetik, sehingga membuat kita menemukan kebenaran. Mau belajar dari kesalahan itulah kehidupan untuk menjadi benar.

Bukannya menjadikan pembenaran-pembenaran untuk terus melakukan kesalahan dengan berpatokan bahwa manusia tidak lepas dari kesalahan.

Hidup adalah proses pembelajaran menuju kepada perbaikan. Karena kita hidup di dunia adalah akibat kesalahan masa lalu. Manusia bijak akan menjadikan kehidupannya saat ini untuk memperbaiki diri dari segala kesalahannya.

Bisa mengubah kesalahan menjadi kebaikan itulah namanya mau bertumbuh dan sadar. Bukannya hidup dalam keangkuhan di atas kesalahan dengan berkata,"Hidup saya memang begini. Tak lepas dari kesalahan, mau apa lagi?!"

Manusia memang tak lepas dari kesalahan dalam hidupnya, tetapi jangan sampai hal ini menjadi pembenaran untuk terus hidup dalam kesalahan.

Bukankah semua agama mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi baik dan tidak hidup dalam kesalahan?

Saya bukanlah manusia yang selalu benar, tetapi adalah manusia yang sedang untuk menjadi benar. Tak lelah saya menertawakan diri sendiri saat jatuh dalam kesalahan dan menahan sabar saat ditertawakan karena kesalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun