Senin, 14/03, saya diberitahu oleh Uni Fitri dan Mbak Fera Nuraini tentang adanya Festival Fiksi Kolaborasi di Kompasiana.
Sebenarnya saya sedang tidak begitu bergairah menulis, apalagi yang berhubungan dengan fiksi.
Tetapi ajakan dari Uni Fitri untuk menulis kolaborasi fiksi dengan tema cinta beda agama membuat saya tiba-tiba bergairah.
Tidak bersusah kami bisa menyelesaikan sebuah cerita dalam kerjasama yang seru.
Kebetulan namanya "Sehati" jadi serasa kami begitu sehati sekali menulis ceritanya. Tak terasa tulisan yang kami hasilkan sampai mencapai 20 kb. Dimana untuk satu tulisan biasanya saya menulis paling 5 kb sampai 8 kb saja.
Akhirnya saya putuskan jadi dua bagian, jadi kami masing-masing bisa menerbitkan satu bagian. Mungkin hanya pasangan "SEHATI" yang bisa melakukan ini he he he . . .
Kemudian saya juga mengajak Mbak Venus, karena memang sudah pernah berkolaborasi.
Saya ajukan tema tentang persahabatan dan dalam sekejab jadi tulisannya. Setelah itu hanya edit sedikit langsung selesai dan siap diterbitkan.
Tidak sampai disitu, selanjutnya diam-diam saya menyodorkan sebuah puisi kepada Mbak Fera dan tanpa ba bi bu langsung dibalas. Klop sudah puisinya dan perlu diedit lagi.
Selanjutnya saya juga mengirimkan potongan puisi untuk Bu Selsa dan segera dilengkapi. Dengan demikian jadilah tulisan yang siap dipublikasi.
Tidak sampai disitu kemudian saya juga mengirimkan sepotong tulisan fiksi ke Alfian Noor untuk dilengkapi jadi sebuah fiksi yang utuh. Saya yakin Alfiboy bisa menyelesaikan tugas ini.
Belum puas rasanya, saya juga mengajak Pak Odi untuk berkolaborasi menulis puisi. Saya segera mengirimkan sebuah puisi untuk disempurnakan oleh beliau. Dimana saya berharap bisa banyak belajar ke Pak Odi.
Sebenarnya saya masih ada dua tawaran berkolaborasi dengan Mbak Deasy dan Neng Herlia. Tinggal menunggu kabar baik saja.
Terus terang, sebenarnya diluar dugaan saya sebelumnya. Ternyata menulis kolaborasi itu begitu mudah dan menyenangkan.
Begitu menggairahkan, apalagi berpasangan dengan wanita-wanita cantik. Cihui. . .
Demi untuk berkolaborasi saya rela menunda produktifitas menulis saya dan saya pikir akan banyak hal yang bisa saya dapatkan, walaupun sebenarnya saya tidak begitu senang menulis fiksi.
Ada satu hal yang bagi saya terasa mudah berkolaborasi adalah saya berusaha mengenal karakter setiap pasangan saya dan menyodorkan tema yang pas untuk dijadikan tulisan.
Dalam tulisan pun saya menggunakan nama tokohnya sesuai nama kami dan alur cerita sedikit banyak saya sesuaikan keadaan kami.
Sekali lagi, kesulitan dan kerumitan yang saya bayangkan sebelumnya bila menulis kolaborasi ternyata tidak saya temukan sama sekali.
Jarak dan tanpa bertatap muka untuk menyelesaikan sebuah tulisan begitu mudah bisa diselesaikan.
Satu hal lagi adalah dengan berkolaborasi kita bisa saling melengkapi untuk menghasilkan tulisan yang baik.
Hidup kolaborasi fiksi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H