Demi untuk dapat memenuhi segala kebutuhan istri dan anak-anaknya dapat bersekolah di sekolah terbaik Gayus rela melakukan korupsi, bukankah itu hebat dan sudah benar bagi keluarganya? Salahnya, karena dengan cara yang tidak benar dan melawan hukum. Tapi tentu saja didepan istri dan anak-anaknyahal itu bisa dianggap benar. Bahkan mungkin juga mereka sangat nyaman menikmati hasil kongkalikong dan jerih payah suami dan bapaknya. Sang suami dan bapak dianggap sebagai pahlawan kehidupan mereka.
Tetapi apabila kita mau berpikiran jernih, sebenarnya hal itu justru saling menjerumuskan dalam kesalahan. Sama-sama terbenam dalam kesalahan. Sang suami dan bapak dengan hasil jerih payah korupsi untuk menghidupi keluarganya tentu saja menjadi tidak berkah dan setiap tetes darahnya akan mengandung kesalahan suami dan bapaknya. Secara tidak sadar ia telah mencelakai keluarganya sendiri dengan perbuatan salah dan tidak berkenan bagi Tuhan.
Tetapi bila sang istri dan anak-anaknya bisa sadar dan mengingatkan, bahwa kebaikan yang dilakukan suami dan bapaknya adalah kebaikan yang salah dan menolak untuk menikmatinya. Bisa jadi sang suami atau bapaknya menjadi sadar sendiri untuk tidak korupsi lagi. Tetapi berapa banyak dari kita yang memiliki kesadaran ini???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H