Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

#F (Fanatik Agama, Selalu Kujauhi)

4 November 2010   16:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:50 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refleksi Diri Dari A-Z:

*

Fanatik adalah penyakit bagi saya. Fanatik bisa menuju kepada kesesatan. Begitu yang saya pahami.

Kefanatikan bisa mendatangkan bencana yang membutakan hati, sehingga bisa berbuat diluar logika.
Membabibuta terhadap yang tidak sepemahaman. Karena yang tidak sepemahaman adalah racun yang harus disingkirkan.

Kefanatikan juga bisa menciptakan permusuhan dan kebencian. Merasa diri sendiri yang paling baik dan benar. Kebenaran hanya ada dimiliki kaumnya.
Kefanatikan bisa menjadikan diri ini hidup dalam pengasingan, karena sempitnya pemikiran dan pandangan.

Kefanatikan bisa juga menjadikan diri ini arogan dan sombong untuk menghakimi orang lain.
Merasa diri ini pantas untuk mewakili Tuhan. Bahkan tak jarang bertindak melebihi kekuasaan Tuhan.

Memahami kefanatikan ini, maka tak akan kubiarkan ia tumbuh dan bersemi didalam hati ini.
Tak kubiarkan ia menguasai hidupku. Kefanatikan adalah musuh yang harus kujauhi, karena ia tidak sesuai dengan suara nuraniku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun