Membaca kabar dari Mas Herry Fk melalui kolom komentar dibeberapa tulisan, sejujurnya saya begitu terharu dan tersenyum dalam diam. Dimana sebenarnya kemarin, Jum'at [8/7] Mas Herry sudah mengabarkan keadaan Mbak Tyas yang sudah membaik dan beberapa organ tubuhnya sudah berfungsi.
Inilah komentar yang bisa kita baca:
Makasih yah sahabat, barusan aja terima BBM dari Papa-nya Tyas isinya begini Sahabat semua :
“Wa’alaikum salam, kondisi tyas berangsur membaik. Implant darah tadi malam lancar. Keluarga kumpul disini untuk menyemangati tyas. Tadi malam papa sempat akses kompasiana, ada begitu banyak kawan tyas yang peduli, sampaikan ucapan terima kasih kami sekeluarga.
terima kasih doa dan dukungan untuk tyas. Insyaallah Tyas ditangani dokter handal.
Alhamdulillah rasa syukur kepada-Nya papa sudah bisa melihat senyum putri papa meski masih lemah. Hanya tensi papa yang agak tinggi.
Terima kasih nak Hery. wassalam. __________________________________
Makasih yah sahabat semuanya…… atas doanya…. semoga dibalas dengan kebaikan oleh-Nya.
#
Saya yakin kita sebagai sahabat Mbak Tyas di Kompasiana tentu sangat bergembira dan ikut terharu menerima kabar ini.
Seperti kita ketahui, sampai lahirnya "Pray for Tyas" adalah berawal dari tulisan sahabat kita Si Bodoh DISINI yang begitu mengkhawatirkan keadaan kekasihnya yang dalam keadaan koma berhari-hari. Saya yakin tulisan tersebut tiada lain adalah demi sebuah rasa cinta yang mendalam. Lebih dari itu, saya juga percaya, sambil membuat tulisan tersebut, Mas Herry sudah dengan sepenuh jiwanya sambil berdoa dalam bulir-bulir airmata ketulusan.
Setelah itu, dari kita para sahabatnya tidak sedikit yang turut mendoakan dengan penuh ketulusan. Sebenarnya jauh sebelumnya saya telah menulis sebuah fiksi untuk menginspirasi berkenaan dengan penyakit yang dialami Mbak Tyas DISINI.
Kemarin, Jum'at [8/7] saya sempat berbicara panjang lebar dengan Si Bodoh julukan Mas Herry untuk dirinya _dan saya akui kayaknya memang bodoh_ tentang keadaan Mbak Tyas. Si Bodoh menceritakan ada kejadian yang dianggapnya aneh, karena setelah beliau menerbitkan tulisnya pada dinihari, paginya ia mendapat kabar kalau keadaan Mbak Tyas ada perubahan. Begitu juga dengan keluarga dan dokter yang sebetulnya sudah pasrah dan siap menerima keadaan yang terburuk sekalipun.
Kemudian saya sedikit sok berfilsafat dan menguliahi Si Bodoh, bahwa setiap doa yang terucap yang disertai ketulusan hati itu mengandung energi positif semesta yang luar biasa kemukjizatannya utnuk mengusir energi negatif yang terdapat pada seseorang yang terkena penyakit. Menurut saya tidak ada yang aneh dan hal itu sangat logika sekali.
Doa adalah harapan dan kekuatan, apalagi bisa dalam saat yang bersamaan kita mengucapkannya, maka akan terpancar energi yang maha dahsyat untuk menyingkirkan energi negatif yang ada. Sebab itu jangan heran, bila ada yang sedang sakit ketika di doakan bisa menjadi lebih baik. Doa yang tulus sungguh dapat menyembuhkan dan memberikan harapan, karena itu jangan bosan untuk berdoa dalam keadaan apapun.
Mungkin kita akan mengatakan dengan sinis, kalau setiap orang yang sakit bisa disembuhkan dengan doa, maka kita tidak membutuhkan dokter lagi dong.
Tentu tidak demikian adanya, doa hanyalah untuk menambahkan energi positif bagi orang yang sedang sakit. Untuk memberikan harapan dan kekuatan bagi jiwanya. Kalaupun yang terburuk terjadi, maka rohnya dapat pergi dengan nyaman dan lepas.
Saya percaya dan yakin, para sahabat telah dengan tulus mendoakan atas kesembuhan sahabat kita Mbak Arya Ningtyas dan agar esok dapat tersenyum kembali.
Ayo, Mbak Tyas, Kami Menunggu Senyummu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H