Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa Gunanya Membicarakan Tuhan?!

5 Juli 2011   12:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sampai matipun membicarakan tentang Tuhan, belum tentu membuat kita lebih mengenal Tuhan!

#
Orang bijak mengatakan, bahwa membicarakan tentang makanan tak akan mengenyangkan perut. Itulah kebenarannya.

Sama halnya dengan membicarakan tentang minuman tak mungkin akan menghilangkan rasa haus.
Membicarakan tentang manisnya gula tak akan membuat kita merasakan manisnya gula.
Begitu juga, membicarakan tentang asinnya garam tak mungkin membuat kita keasinan.

Demikian juga bila kita membicarakan tentang Tuhan siang dan malam, tidak akan menjamin kita mengenal Tuhan.
Kemungkinan semakin kita membicarakan justru semakin jauh dari kebenaran sesungguhnya tentang Tuhan.

Tuhan menjadi bukan Tuhan lagi oleh karena pengertian kita yang menggunakan kepintaran.
Tuhan menjadi tak ubahnya sosok yang super bagaikan para super hero ciptaan manusia.

Begitulah yang terjadi, pada akhirnya karena kebanyakan membicarakan tentang Tuhan, kemudian Tuhan menjadi hanyalah ciptaan manusia belaka.

Untuk merasakan nikmatnya makanan hingga bisa mengenyangkan perut, tentu kita harus memasukkan makanan tersebut ke dalam mulut dan mengunyahnya. Merasakan sensasinya sebelum menelan dan masuk ke dalam tubuh untuk kemudian mencernanya, sehingga makanan tersebut bermanfaat bagi tubuh untuk melanjutkan kehidupannya.

Bukankah demikian halnya tentang Tuhan?
Kita tidak mungkin bisa mengenalnya hanya dengan membicarakan atau menuliskannya.

Berbagai cara telah ditempuh manusia untuk lebih mengenal Tuhannya. Mengarungi lautan dan menaiki puncak gunung.
Masuk ke hutan dan lembah.

Apakah Tuhan sudah ditemukan?

Sepertinya belum!

Kemungkinan di masa yang akan datang manusia akan mencari keberadaan Tuhan di planet-planet lain dan sampai langit ketujuh dengan menggunakan pesawat super canggih.

Padahal untuk mengenal Tuhan tidak perlu kemana-mana, karena begitu dekatnya.
Untuk mengenal Tuhan, kita bisa belajar mengenal diri kita yang sejati yang notabene adalah makhluk ciptaanNya yang sempurna.
Bahwa dengan berusaha mengenal diri kita yang sejati pada akhirnya kita bisa mengenal Tuhan yang telah menciptakan manusia sesuai Bentuk dan RupaNya.

Jadi, percayalah dengan membaca tulisan ini kita tidak akan dapat lebih mengenal Tuhan. Tapi setelah membaca tulisan ini, siapa tahu bisa merasakan kehadiran Tuhan.

Siapa tahu!
Bukankah Tuhan Maha Tahu atas keinginan ciptaanNya?

Sudahkah bertemu Tuhan dan mengenalNya?

Saya percaya, barangsiapa yang telah mencapai bertemu dan mengenal Tuhan, tidak akan menggembar-gemborkan kepada siapapun.
Tentu berbeda dengan saya yang baru bertemu hantu saja sudah berteriak-teriak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun