Atas prinsip hidupnya ini tak jarang Yanti harus melewati harinya hanya dengan menyantap mie instan bersama suami dan kedua anaknya. Padahal kalau mau, dengan kedudukan dan kesempatan yang dimiliki suaminya, Yanti bisa makan apa saja setiap harinya. Tidak sedikit juga para nasabah yang mencari celah menggunakan cara main ke rumah dengan membawa oleh-oleh untuk Yanti. Tetapi tanpa ragu, Yanti meminta para tamunya membawa kembali barang bawaan mereka, karena Yanti tak sudi menyentuhnya. Ia juga tak rela bila sampai anak-anak memakannya.
Pernah ada tamu yang tidak mau membawa kembali oleh-oleh dibawanya, karena berharap dapat meluluhkan hati tuan rumah dan kredit yang diajukan dicairkan sebagai cara membalas budi.
Tak sedikitpun Yanti mau menyentuhnya karena ia anggap itu adalah barang sogokan. Yanti sadar, bila ada nasabah yang mau memberikan sogokan berupa barang atau uang, dipastikan para nasabah ini pasti bermasalah dalam persyaratan yang ditentukan bank.
"Yanti, semoga prinsipmu tidak luluh oleh waktu dan goyah oleh iming-iming dikemudian hari. Semoga prinsip hidupmu bisa menjadi inspirasi bagi para istri agar tidak menjerumuskan para suaminya menjadi koruptor!" Begitu aku berharap dalam hati.
Tak dapat dipungkiri, tidak sedikit suami yang menjadi koruptor karena tuntutan hidup istrinya. Tetapi Yanti, istri yang mengharamkan suaminya menerima uang haram adalah salah satu wanita yang telah menghindarkan seorang suami menjadi koruptor.
Semoga engkau tetap lebih rela melewati hari dengan makan mie goreng sepiring berempat daripada setiap hari makan mewah di hotel bintang lima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H