Setiap pengalaman hidup yang sepahit apapun, itulah yang harus kita alami. Tetapi janganlah hal itu membuat kita mati keracunan, namun ubahlah menjadi madu yang menyehatkan.
*
Seperti kita ketahui, beberapa bulan yang lalu, Cut Tari, seorang selebritis cantik terkenal Indonesia terkena kasus yang sangat menghebohkan.
Boleh dibilang peristiwa yang dialaminya adalah cobaan terberat dalam hidupnya.
Saat itu boleh dikatakan, Cut Tari sedang berada pada puncak kariernya. Sebagai model atau mantan model, saat itu ia juga mengisi berbagai acara di televisi. Selain sebagai pembawa acara, juga bermain sinetron.
Kasusnya bersama penyanyi group band Peterpan, Ariel, benar-benar menggemparkan dan mendatangkan berbagai hujatan dari masyarakat. Tentu saja peristiwa itu membuat Cut Tari mengalami goncangan jiwa yang mempengaruhi hidupnya. Beruntung ada suami yang setia mendampingi.
Salah satu hal yang perlu menjadi pembelajaran bagi kita adalah keberanian Cut Tari mengakui perbuatannya kepada publik. Saya kira tidak semua orang akan mampu melakukannya.
Setelah sekian lama menghilang, secara kebetulan saya menemukan kehadiran Cut Tari pada sebuah acara televisi yang mengupas habis tentang dirinya pasca kasus menghebohkan yang dialaminya.
Saya tertarik untuk terus mengikuti acaranya karena saya merasa ada pembelajaran hidup yang sangat berarti dari seorang Cut Tari.
Dimana ia begitu tegar dan tidak tenggelam dalam penyesalan berkepanjangan.
Tetapi bisa bangkit untuk menjadi dirinya kembali dan tentu saja lebih dewasa.
Menurut saya, tentu tidak mudah untuk menemukan kepercayaan diri kembali setelah terperosok dalam hal yang memalukan.
Menarik apa yang dikatakan olehnya, bahwa masyarakat begitu luar biasa menghakiminya. Sedangkan keluarga yang seharusnya merasa malu dan berhak untuk mengutuki perbuatannya, justru dapat dan bersedia menerimanya kembali.
Walaupun ia menyadari dirinya adalah publik figur, tetapi tetaplah manusia biasa dan bisa terjatuh dalam kesalahan. Terkadang, masyarakat atau orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan kita, justru begitu bernafsu menghakimi kita.
Memang sangat disesalkan, tetapi demikianlah kehidupan yang harus kita hadapi.
Selain keluarga yang sangat berperan menjadi pendorong kebangkitannya adalah para sahabat yang tetap memberikan semangat dan menerima apa adanya.
Dalam hidup ini memang sangatlah penting seorang sahabat yang mau dan bersedia menerima kita dalam suka dan duka.