Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Kita Lebih Rela Melakukan Kehinaan Daripada Menerima Penghinaan?

30 April 2011   11:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:13 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kita harus merasa terhina oleh penghinaan orang lain dibandingkan dengan kehinaan yang kita lakukan?

*

Seorang lelaki perlente yang baru turun dari mobil mewahnya tampak begitu marahnya karena seseorang tanpa alasan yang jelas menghinanya dengan kata "Monyet lu!"
Ia merasa harga dirinya sangat terganggu dan kehormatannya terusik mendengar perkataan orang tak dikenal itu.

Tetapi apakah Anda tahu siapa lelaki itu? Ia dikenal sebagai seorang koruptor kelas kakap. Tapi karena kelihaiannya dan menyogok sana-sini serta berani membayar mahal pengacara top, ia bisa lolos dari jeratan hukum.

Mengapa lelaki itu _yang dikenal sebagai seorang pejabat_ begitu marah saat menerima penghinaan dari orang lain, sedangkan ia bisa dengan riang melakukan kehinaan dengan mencuri uang yang seharusnya bisa digunakan untuk mensejahterakan rakyat?

Rasa-rasanya kitapun demikian adanya. Kita sulit bisa menerima penghinaan dari orang lain. Kita akan menjadi marah dan merasa kehilangan harga diri saat dihina. Tak heran kita akan melakukan perlawanan.

Tetapi seringkali kita melakukan kehinaan dalam keseharian, kita tidak pernah merasa marah pada apa yang kita lakukan.
Kita tidak perlu merasa malu dan kehilangan harga diri atau kehormatan.

Apakah kehinaan itu?

Berbuat tidak sesuai nurani atau melanggar ajaran agama yang kita anut. Mencuri, berbohong, berkata kasar, berbuat asusila/kemaksiatan, menyakiti hati orang lain.

Bukankah perbuatan demikian tidak jauh dari kehidupan kita?

Saat menerima penghinaan kita bisa bereaksi begitu marah tanpa terkendali, karena keegoan kita terganggu.
Saat dihina segera kita merasa terhina.
Kita lebih setia dan mengikuti keinginan ego kita daripada mendengar suara nurani kita yang tersembunyi.

Kita tidak rela dihina orang lain tetapi kita lebih rela melakukan kehinaan atas hidup kita oleh diri kita sendiri.

Seharusnya kita tidak perlu merasa terhina saat dihina orang lain apabila kita memang tidak melakukan hal yang terhina. Tetapi merasa terhinalah saat kita hidup dalam kehinaan. Karena sesungguhnya itu yang membuat kita menjadi manusia yang terhina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun