Tak heran, karena usahanya ini, badannya tampak kekar dan atletis. Kulitnya menjadi gelap terbakar matahari.
Penampilan dirinya tak begitu terurus lagi, karena kosmetik hampir merupakan barang langka di rumahnya.
Aku tak bisa membayangkan, bagaimana wanita ini membagi waktunya untuk semua aktivitas yang harus ia lakoni?! Antara mengurus suaminya yang lumpuh, dua anaknya yang harus bersekolah, dan mempersiapkan dagangan sayurnya untuk para pelanggan.
Akhirnya aku tahu, wanita pedagang sayur itu bernama Bu Tini, asli dari salah satu daerah Jawa Tengah.
Dulunya terpaksa harus ikut suaminya merantau ke Jakarta karena hidup di kampung sudah tak bisa diharapkan.
Suaminya sebelum terkena sakit lumpuh adalah kuli bangunan yang bekerja diberbagai proyek besar di Jakarta. Tetapi karena kecelakaan, akhirnya tidak memungkinkan lagi untuk terus bekerja.
Tentu hal ini mau tidak mau memaksa Bu Tini memulai perjuangan untuk menafkahi keluarganya. Karena kini, ia harus mengambil alih tugas suaminya.
Tidak mudah memang, tetapi Bu Tini bertekad untuk terus berjuang mencari nafkah dan terus berusaha menyembuhkan penyakit suami dengan berbagai pengobatan alternatif.
Satu hal adalah Bu Tini tidak lupa berdoa dan ikhlas menerima keadaan yang harus dialaminya.
Tetap bersyukur, mencintai suami dan mengajarkan kejujuran kepada kedua anaknya.
Demi untuk menyekolahkan anak-anaknya terkadang Bu Tini harus mencari tambahan pekerjaan. Bu Tini bertekad, kelak anak-anaknya harus bisa bersekolah dan memiliki budi pekerti.
Bu Tini selalu mengingatkan kepada kedua anaknya agar rajin beribadah dan bersyukur pada Tuhan.
Bagiku, Bu Tini sungguh wanita luar biasa. Kesetiaan sebagai seorang istri dan tanggung jawab sebagai ibu terus dijalankan dengan semangat yang luar biasa.
Ia melakukan semua itu dengan ikhlas sebagai seorang wanita sejati bukan karena semboyan emansipasi wanita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H