Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dia Bukan Kartini, Tetapi Wanita Sejati Bernama Tini! [Inspirasi Untuk Wanita 26]

20 April 2011   09:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:36 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak heran, karena usahanya ini, badannya tampak kekar dan atletis. Kulitnya menjadi gelap terbakar matahari.
Penampilan dirinya tak begitu terurus lagi, karena kosmetik hampir merupakan barang langka di rumahnya.

Aku tak bisa membayangkan, bagaimana wanita ini membagi waktunya untuk semua aktivitas yang harus ia lakoni?! Antara mengurus suaminya yang lumpuh, dua anaknya yang harus bersekolah, dan mempersiapkan dagangan sayurnya untuk para pelanggan.

Akhirnya aku tahu, wanita pedagang sayur itu bernama Bu Tini, asli dari salah satu daerah Jawa Tengah.
Dulunya terpaksa harus ikut suaminya merantau ke Jakarta karena hidup di kampung sudah tak bisa diharapkan.

Suaminya sebelum terkena sakit lumpuh adalah kuli bangunan yang bekerja diberbagai proyek besar di Jakarta. Tetapi karena kecelakaan, akhirnya tidak memungkinkan lagi untuk terus bekerja.

Tentu hal ini mau tidak mau memaksa Bu Tini memulai perjuangan untuk menafkahi keluarganya. Karena kini, ia harus mengambil alih tugas suaminya.
Tidak mudah memang, tetapi Bu Tini bertekad untuk terus berjuang mencari nafkah dan terus berusaha menyembuhkan penyakit suami dengan berbagai pengobatan alternatif.

Satu hal adalah Bu Tini tidak lupa berdoa dan ikhlas menerima keadaan yang harus dialaminya.
Tetap bersyukur, mencintai suami dan mengajarkan kejujuran kepada kedua anaknya.

Demi untuk menyekolahkan anak-anaknya terkadang Bu Tini harus mencari tambahan pekerjaan. Bu Tini bertekad, kelak anak-anaknya harus bisa bersekolah dan memiliki budi pekerti.
Bu Tini selalu mengingatkan kepada kedua anaknya agar rajin beribadah dan bersyukur pada Tuhan.

Bagiku, Bu Tini sungguh wanita luar biasa. Kesetiaan sebagai seorang istri dan tanggung jawab sebagai ibu terus dijalankan dengan semangat yang luar biasa.
Ia melakukan semua itu dengan ikhlas sebagai seorang wanita sejati bukan karena semboyan emansipasi wanita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun