Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Satu Cinta Dua Agama [Tamat]

25 April 2011   12:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Janur kuning menghias dimana-mana. Suasana begitu meriah dan penuh tawa. Para tamu berdatangan untuk mengucapkan selamat. Kedua mempelai tampak bahagia duduk di pelaminan. Keduanya tampak serasi dan begitu mempesona. Mata Tri tak lepas mengamati setiap tamu yang hadir. Sepertinya ada seseorang yang sangat ditunggu kehadirannya.

Siapa lagi kalau bukan Li!

Sementara itu, Li dan Fera berdiri agak jauh dari keramaian untuk mengamati suasana. Li terdiam memandangi Tri dari kejauhan. Tak sadar ia berkata pelan,"Andai saja lelaki itu adalah aku!"

Fera yang menggandeng disamping melirik tajam, namun berusaha memahami sambil menggoda. "Eits, mulai mengkhayal ya?! Kalau lelaki itu adalah Ko Li, Fera sama siapa dong?"

"Maaf, Fer! Aku masih terobsesi."

"Tidak masalah, mungkin akupun akan merasakan hal yang sama bila berada diposisi Koko."

Li dan Fera menghampiri ke pelaminan untuk mengucapkan selamat kepada Tri dan Ramli. Betapa terharunya Tri melihat kehadiran Li, begitu juga yang Li rasakan. Dalam hatinya ia berdoa atas kebahagiaan Tri dan Fera.

Tri dari kedalaman hatinya juga berdoa untuk kebahagiaan Li dan Fera. Ia yakin mereka akan menjadi pasangan yang dapat mengarungi mahligai rumah tangga dalam damai walaupun ada perbedaan diantara mereka.

Ternyata pada saat itu, Rizal tak lupa hadir juga, dan pada kesempatan itu ia berkenalan dengan seorang wanita cantik rekan kerja Tri yang khusus datang dari Jakarta, Diah. Keakraban segera terjadi diantara mereka sepertinya mereka begitu cocok.

Melihat hal itu, Li menggodanya,"Hai Bung Rizal, memang jodoh tak akan lari kemana ya?! Tidak dapat Tri, temannya juga jadi!"

"Siapa tahu ini memang jodohku! Iya, kan, Diah?" Kata Rizal sambil tertawa. Diah yang ada diantara mereka jadi tersipu malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun