Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suami Buddha, Istri Islam, Anak Kristen

4 April 2011   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:08 3276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah manusia dapat menentukan kelahiran dan kehidupan sesuka hatinya?

*
Ketika mulai menulis fiksi "Satu Cinta Dua Agama" tentang kisah cinta seorang pria beragama Buddha dengan seorang wanita beragama Islam, saya dan Fitri y. Yeye beranggapan kisah ini hanya fiksi semata.

Tetapi seiring cerita ini berlanjut, saya baru menyadari ternyata apa yang kami tulis bukanlah fiksi semata. Ternyata saya baru ingat dan menemukan bahwa perkawinan beda agama, antara pria buddhis/Tridharma dengan wanita muslim banyak disekitar kita.

Bahkan adik ipar saya, adiknya yang beragama Buddha belum lama ini menikah dengan seorang wanita beragama Islam. Begitu juga kakaknya.

Saya juga baru ingat, ternyata banyak teman-teman yang beragama Buddha/Kong Hu Cu di Serang yang menikah dengan penduduk asli beragama Islam.

Dari berbagai kasus perkawinan beda agama, khususnya pria buddhis dengan wanita muslim, saya menemukan ada yang tetap hidup sesuai agamanya masing-masing. Namun tak sedikit juga yang kemudian menjadi mualaf _baik dengan sepenuh hati maupun demi memudahkan pernikahan dengan wanita pujaannya_ dan saya juga menemukan yang wanita kemudian menjadi pengikut Buddha.

Saya bukanlah ahli agama untuk menjelaskan masalah dari segi agama, yang sedikit saya ketahui adalah bahwa jika seorang pria muslim masih dibolehkan menikah dengan seorang wanita non muslim (khususnya wanita penganut agama Samawi). Namun adalah haram hukumnya seorang wanita muslim menikah dengan pria non muslim.

Tetapi tetap saja ada kasus perkawinan beda agama _ khususnya pria non muslim dengan wanita muslim_ yang terjadi tanpa dapat dicegah karena atas nama cinta.

Yang menarik dari gejala sosial yang ingin saya tuliskan adalah ternyata teman wanita dekat istri saya seorang muslim menikah dengan seorang pria buddhis dan anaknya lebih memilih dibaptis menjadi pengikut Yesus.

Mengapa semua ini bisa terjadi?
Namun demikianlah kebenarannya yang telah terjadi dan mereka tanpa masalah berarti menjalani kehidupan mereka?
Apa yang telah terjadi bukankah itu namanya takdir?

Begitulah kehidupan, itulah jalan hidup manusia yang sulit diduga. Dalam pernikahan tentu saja semua agama mensyaratkan umatnya untuk menikah dengan pasangan yang sama agar timbul kesepahaman. Tetapi apakah dalam hidup kita bisa memilih?

Apabila bisa, saya percaya setiap manusia ketika hendak dilahirkan pasti akan memilih kelahiran dalam keluarga yang baik, kaya, terpandang, cantik/ganteng dan di negara yang makmur!

Tetapi siapa yang dapat memilih semua itu?
Bukankah kita juga percaya bahwa dalam hidup ini ada yang namanya jodoh dan takdir?
Apakah salah bila manusia kemudian hanya menjalani jodoh kehidupannya?

Kalau Yang Ini Kisah Cinta Beda Agama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun