[caption id="attachment_99941" align="aligncenter" width="337" caption="Kemesraan Ini Masih Belum Berlalu//GettyImages"][/caption]
Bagaimanapun juga Tri dan Li masih sepasang kekasih, sehingga kemesraan itu masih ada diantara mereka. Perasaan cinta yang sama di lubuk hati mereka tentulah tidak mudah begitu saja menepi dan pupus dalam sekejab.
Bagaimana mungkin ikatan batin yang begitu kental selama ini diantara mereka demikian saja dapat dimusnahkan! Meskipun masa depan cinta mereka sudah tidak searah lagi, karena kedua orangtua Tri sudah dengan sangat tegas menolak pernikahan mereka yang berbeda keyakinan.
“Diak sayang!” Seperti kebiasaan Li yang suka mengusap-usap rambut kekasihnya, kali ini ia melakukan hal yang sama dengan lembutnya. Diciumi dengan sepenuh perasaan dan meresapi aroma tubuh Tri yang begitu khas baginya.
Ruang dimana kini mereka berada yang tak seberapa besar tetapi tertata rapi dengan nuansa yang serba putih itu, menjadi saksi kesehatian dua insan yang masih saling mencintai ini.
“Sejujurnya, aku juga tak rela bila kita harus berpisah saat ini. Tetapi ini adalah kenyataan yang harus diterima dan kita hadapi. Janganlah sampai kita terus larut dalam masalah ini, karena orangtuamu sudah tegas tidak merestui. Kita tidak perlu memaksakan diri lagi, Diak! Kita harus berani menatap masa dengan rasa percaya, bahwa ini adalah jalan yang terbaik bagi kita. Bagaimanapun aku tetap akan menyayangimu!”
Getar-getar cinta semakin cepat memacu ke seluruh nadi dua manusia dewasa itu. Dengan tangan kanannya Tri mengusap wajah Li. Sentuhan lembut itu seperti menegaskan betapa dalam cintanya untuk Li. Tri tak kuasa menahan gejolak untuk memeluknya dengan erat. Sangat erat, seakan ingin menyatu ke dalam tubuh kekasihnya.
Kehangatan segera menjalar diantara tubuh mereka pada dinginnya malam.
Gemericik hujan masih terdengar, irama lagu “Takkan Terganti” dari suara lembut Marcel, terdengar begitu syahdu dan suasana yang begitu sepi dan sunyi malam itu membuat kedua insan ini larut dengan gelora cinta dan isi hatinya. Aroma tubuh mereka menyatu dalam dekapan yang semakin kuat.
Li sebagai lelaki layaknya, pikirannya tiba-tiba berkecamuk dalam nafsu dan Tri ikut terlarut didalamnya. Suasana romantis serasa membuat mereka terlena dan sejenak lupa akan jati diri mereka yang sesungguhnya.
Dan . . .