Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selly: Cantik, Cerdik, dan Licik

30 Maret 2011   02:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:18 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_99018" align="alignleft" width="337" caption="Bukan Selly//GettyImages"][/caption]

Setelah sebelumnya menulis tentang Khadafy dan Tifatul, ada satu nama lagi yang menarik bagi saya untuk dituliskan. Karena namanya cukup sering disebut belakangan ini.

Siapa lagi kalau bukan Selly namanya. Tapi siapa ya Selly itu? Sejujurnya saya juga tidak kenal! Hanya sekilas membaca teks berita disalah satu televisi swasta, bahwa Selly seorang penipu yang baru saja tertangkap.

Selanjutnya mengetahui beritanya melalui membaca beberapa judul tulisan di Kompasiana tentang dia. Tapi anehnya saya tidak begitu tertarik untuk mengklik dan membaca seluruh isinya.

Dari sedikit berita yang saya ketahui tentang kasus Selly, saya mencoba sedikit [sok] menyimpulkan.

Selly adalah seorang wanita yang memiliki wajah cantik dan itu digunakan sebagai modal untuk menarik dan meyakinkan orang lain.

Faktor ini [maaf] tak sedikit dimanfaatkan banyak wanita untuk meraih keuntungan dan mendapatkan materi.

Apakah ini adalah kecerdikan memanfaatkan kelebihan yang dimiliki ataukah kelicikan untuk mendapatkan keuntungan semata?

Wajah cantik, cerdik, dan licik [mungkin] itulah modal yang dimiliki oleh seorang Selly untuk melakukan aksinya selama ini. Tak heran dengan kelebihan yang dimilikinya banyak korban yang terjebak lalu terjerat.

Namun pada akhirnya, sepandai-pandainya tupai melompat, jatuh juga. Sama halnya dengan Selly, aksinya harus berakhir karena tertangkap oleh polisi.

Selly, Selly. . . mengapa harus begini jadinya jalan hidupmu?

Tetapi saya percaya masih ada hari esok yang menarik dan terbaik untuk engkau miliki!

Bukan Tentang Selly, Tapi Tri dan Li

Yang Ini Juga Bukan Tentang Selly

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun