[caption id="attachment_98811" align="alignleft" width="512" caption="Inilah.com"][/caption]
Khadafy yang menjadi pemimpin Libya sedang menjadi berita utama. Kekacauan di negerinya seakan tak menggoyahkan dirinya untuk terus melawan para penentangnya.
Darah yang terus mengalir seakan bukan lagi hal yang mengerihkan demi kekuasaan dan harga dirinya. Dalam benaknya pasti Khadafy berpikir ia sedang memperjuangkan kebenaran.
Mau tidak mau sebenarnya patut juga kita salut padanya. Khadafy adalah pemimpin yang paling lama berkuasa di dunia. Bayangkan, selama 42 tahun lamanya.
Khadafy adalah salah satu pemimpin dunia yang paling menentang kekuatan dan kekuasaan Barat, khususnya Amerika. Sangat vokal dan berani. Begitu juga terhadap para penentang di negerinya sendiri.
Tak heran selain banyak pendukungnya yang setia namun tak jarang pula yang membenci dan menyingkirkannya sejak dulu. Pasti telah banyak konspirasi dari Barat, Israel, dan Amerika yang ingin melenyapkan kekuasaan Khadafy.
Tetapi, sangat luar biasa, kekuasaan Khadafy tetap dapat terus bertahan dan nyawa masih dikandang badan. Khadafy selalu aman dalam kawalan para pengawalnya yang setia.
Seperti berita DISINI selama ini Khadafy tak lepas dari pengawalan dari dayang-dayang setianya yang terdiri dari 40 wanita yang konon masih perawan semua. Para pengawal ini tidak ada yang menikah.
Para pengawal ini tak sungkan-sungkan mengorbankan nyawanya demi melindungi Khadafy dan juga menyingkirkan para pembunuh yang berusaha mendekati. Kesetiaan sampai mati.
Kesetiaan yang luar biasa tentunya. Apalagi para pengawal ini semuanya dididik secara khusus di Women's Military Academy yang didirikan Khadafy sendiri.
Bicara kesetiaan, pada jaman sekarang sudah termasuk langka seperti halnya kejujuran. Sebagai seorang pemimpin, Khadafy mendapatkan kesetiaan dari pengawalnya tentulah tidaklah mudah.
Entahlah, apakah itu kesetiaan yang setulusnya atau hasil cuci otak dari pendidikannya di akademi?! Entahlah, apakah itu kesetiaan yang sebenarnya dalam kebenaran atau kesetiaan karena kebodohan?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H