Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tak Pernah Kesepian dalam Senyum Semesta

8 Maret 2011   02:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:59 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

INSPIRASI HARI INI:

Aku adalah lelaki yang suka akan kesepian. Kesepian membawaku ke alam kesunyian.
Kesunyian menghantarku kepada kedamaian untuk bersemedi.

Waktu bersemedi bagiku adalah menuju kepada memahami hakekat hidup ini.
Memberikan waktu yang lebih untuk mengenali diriku secara utuh.

Sepi dalam kesunyian tak pernah membuatku hidup dalam kesepian. Aku begitu gairah menikmati kesepianku. Sebab dalam kesepianku, aku memiliki begitu banyak waktu untuk bermesraan dengan diriku. Bermanja-manja dalam kesalingmengertian.

Sepi tak pernah membuat diriku kesepian, karena dalam kesepian Aku memiliki banyak waktu untuk merenungi dan berintrospeksi diri.

Dalam kesepian yang membawaku dalam kesunyian mendalam, dimana kejernihan hati tampil menjadi guru sejati bagi diri.
Hadir sesosok guru sejati untuk mengajari diriku yang palsu.

Kesunyian ditemani alunan musik alam yang menghadirkan sejuta keindahan membawaku terbang tinggi serasa menuju surgawi.
Aku berenang dalam keasyikan ditemani bidadari.

Dalam kesepianku aku tidak pernah merasa kesepian, karena kesepian menghadirkan kesunyian untukku menyatu dalam semesta.

Tak sedetikpun ada kesendirian, karena semesta selalu menyertaiku dalam kesunyian.
Komunikasi kosmos begitu mesra terjalin ketika aku selalu membuka hati, telinga,mataku, dan bahkan setiap pori-poriku.

Aku adalah semesta dan semesta adalah aku. Sebab aku tidak lebih besar dari semesta dan juga tidak kecil darinya.

Kesendirianku bukanlah kesepian dan kesepian bukanlah kesendirian.
Aku selalu sadar dan percaya, bahwa aku tidak pernah kesepian, begitu juga Anda yang saat ini sedang hidup sendirian dan merasa kesepian.

Ingat, jangan pernah sesekali Anda merasa kesepian dalam hidup ini, karena sesungguhnya Anda tidak pernah kesepian.

Anda hanya perlu membuka sedikit hati untuk menikmati semua kegembiraan semesta ini tanpa berkeluh kesah.

Inilah saatnya untuk tersenyum dan mempersembahkannya kepada semesta.
Senyum semesta akan segera menjadi milik kita seutuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun