Ada keberanian untuk melakukan kesalahan, seharusnya ada pula keberanian untuk mengakui dan menyatakan permintaan maaf....
*
Pada pertandingan Liga Champions, Rabu (16/02) dinihari WIB antara AC Milan versus Tottenham Hotspur, di stadion San Siro, yang berakhir 0-1 untuk kemenangan Spurs. Terjadi sebuah peristiwa yang menodai sportivitas yang dilakukan seorang pemain Milan, Gennaro Gattuso.
Gattuso bertindak tidak patut dengan berusaha menanduk Jordan yang asisten manajer Tottenham Hotspur, setelah peluit akhir laga Milan kontra Spurs.
Tetapi ada satu hal yang sangat sportif dan membuat saya begitu salut apa yang dilakukan setelah kejadian itu. Berikut ini kutipan apa yang dikatakan Gattuso setelah kejadian tersebut yang saya kutip dari Detik.sport.
"Di akhir pertandingan aku kehilanganketenangan. Aku bertanggung jawab penuh," aku Gattuso di Football Italia.
"Aku melakukan sesuatu yang tidak semestinya aku lakukan. Jordan terus menggangguku di sepanjang babak kedua, tapi reaksiku tidak bisa dibenarkan," lanjut pemain 33 tahun itu. "Aku terganggu dengan kata-kata yang saling kami lontarkan sebelumnya. Kami bicara dengan bahasa Skotlandia, tapi aku tidak akan mengungkapkan apa yang kami katakan."
"Aku salah sudah melakukan hal semacam itu kepada pria yang lebih tua dan aku minta maaf. Akankah ada hukuman? Aku menunggu adanya sebuah keputusan," papar Gattuso yang acap disapa Rino tersebut.
* Untuk bisa mengakui sebuah kesalahan dan menyatakan permintaan maaf, bukanlah pekerjaan mudah dan setiap orang bisa melakukannya. Karena tak jarang kita memilih dengan cara menutup hati dan mencari pembelaan dan juga pembenaran.
Untuk bisa mengakui kesalahan dan kemudian meminta maaf, diperlukan kerendahan hati dan juga kebesaran jiwa. Hal itu bukanlah pekerjaan mudah dan orang yang bisa melakukannya, tentulah luar biasa.
Ternyata seorang Gattuso dibalik sikap dan permainan keras yang dimilikinya, ada sisi lembut yang bisa dijadikan pembelajaran dan teladan. Tidak malu dan tidak mencari pembelaan atas kesalahan yang dilakukan. Terlepas apapun motifnya, tetapi kebenarannya ia telah bisa melakukan hal yang penuh sportivitas.
Tak ada salahnya menjadi cermin bagi kita untuk melakukan hal yang sama. Berani melakukan kesalahan, namun juga harus berani mengakui dan bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H