Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bercinta Dengan Pagi

14 Januari 2011   19:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:35 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_84703" align="aligncenter" width="491" caption="imroee.blogspot.com"][/caption]

Orang-orang mengatakan ketika menjelang pagi masih belum membaringkan tubuh diperaduan, dikatakan sedang begadang. Setelah melewati tengah malam ini, aku masih tetap terjaga, itu artinya aku sedang menjalankan ritual begadang katanya. Namun aku ingin mengatakan dengan istilah lain, yakni “Bercinta dengan Pagi”. Terasa lebih indah dan membuat suasana terasa romantis. Membuat hati terasa lebih bergairah dan mendatangkan inspirasi.

Menjelang pagi, tetapi mata ini belumlah lelah untuk terus berimajinasi. Berharap angin malam dan bulan yang menggantung membawa kabar kesejukan hati. Lalu bintang-bintang di langit memberikan pencerahan dalam keheningan. Ditemani deru mesin-mesin tak membuatku terganggu dalam dekapan sunyi yang memberikan arti.

Bercinta dengan pagi, aku ingin menikmatinya kali ini dengan suasana berbeda seperti pagi-pagi sebelumnya. Bercinta sambil mengalunkan lagu syahdu kenangan tempo dulu. Angan melayang jauh akan cinta sejuta rasa ketika itu dengan gadis lugu.

Waktu semakin berlalu menjelang subuh, tetapi rasa cinta ini belumlah ingin berlalu. Masih ingin ada cumbu bersama pagi. Namun suara Ilahi menuntun untuk menemuiNya dalam rasa rindu.

Episode percintaan bersama pagi ini memang harus segera diakhiri dengan ritual berikutnya bersama mimpi-mimpi. Mengembalikan energi demi kehidupan berikutnya dengan harapan selalu membawa arti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun