Aku menjadi malu bila harus bercermin padanya. Sebab aku hanya bisa tahu akan kebenaran dan kebaikan, tetapi masih belum sepenuhnya diwujudkan dalam perilaku keseharian seperti Sang Guru. Sang Guru mengatakan kebenaran dan kebaikan karena telah mampu melakukan dalam kehidupan nyata. Sedangkan aku baru sanggup mengatakan dan belum tentu bisa melakukannya.
Sang Guru berkata, "Waspadalah dalam berperilaku, baik kata-kata maupun perbuatan, layaknya berjalan di pinggir jurang yang licin. Kewaspadaan membuatmu tidak mudah tergelincir dan kemudian terjatuh!"
Kemarin dan hari ini, aku berusaha meneladani Sang Guru. Aku duduk dalam sunyi menerawangi kebenaran dan kebaikan yang ada pada sosok Sang Guru. Â Bagai aliran udara segar mengalir deras memenuhi perutku dalam tarikan nafas energi alam semesta.Â
Walaupun belum sempurna, tetapi ketulusan hati Sang Guru, telah begitu banyak menggugah hati anak manusia, dari kejahatan menjadi kebaikan.
Sungguh Sang Guru, menjadi teladan bagiku, yang rela mengabdikan seluruh hidupnya demik pelayanan kepada umat manusia yang membutuhkan. Rela untuk tidak berkeluarga dan meninggalkan materi duniawi yang menggoda.Â
Rela meninggalkan kebesaran egonya. Baginya seluruh umat manusia adalah keluarganya dan dimana bumi berpijak adalah rumahnya. Tentu tidak setiap orang sanggup melakukannya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H