*
Ketika engkau menyirami tubuhmu dengan air untuk membersihkannya dari daki-daki, ingatlah pula untuk membersihkan hatimu yang masih diselimuti daki. Daki kesombongan, keserakahan, rasa iri, dengki, dan benci.
Ketika engkau mencuci dan membersihkan sesuatu yang menjadi milikimu, ingat pula untuk serta membersihkan hatimu.
*
Ketika nuranimu dipadamkan, maka engkau sedang hidup dalam kegelapan, walaupun engkau sedang diterangi cahaya lampu.
Ketika emosi sedang menguasaimu, maka tiada bedanya dirimu dengan setan. Cobalah berkaca ketika emosimu belum mereda. Tidakkah engkau malu akan dirimu?
*
Sebenarnya masih begitu banyak kata-kata inspirasi Sang Guru yang kubaca. Tetapi saat ini, aku lebih tertarik yang berbicara tentang hati.
Aku sedang berlatih lebih keras lagi untuk menguasai hatiku yang masih jauh dari ketenangan.
Emosi yang ada, seringkali telah menghanyutkan kebaikan hatiku.
Sang Guru sungguh mengerti keadaanku. Oleh sebab itu ia lebih banyak bicara tentang menyelami hati padaku.
Aku telah bertekad, tak ingin sia-sia lagi melatih hatiku.
Aku tidak ingin menjadi manusia awam yang hidup hanya seadanya mengikuti jodohnya. Aku bertekad ingin melampauinya dan terus berlatih.
"Sahabatku, tekadmu dan keyakinanmu, suatu waktu pasti akan membawa sebuah pencapaian!"
Begitu Sang Guru memberikan dorongan yang membakar jiwaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H