Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Sok Baik? Siapa yang Tidak Baik?

20 Desember 2010   12:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:33 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sesungguhnya orang yang masih bisa menilai kesalahan orang lain, semata-mata karena kesalahan itu ada pada dirinya!

*
"Jangan sok baik deh!"

"Sok alim banget sih kamu!"

"Dasar sok narsis!"

"Cuih, sok jaim lu!"

"Kayak saya dong, jadi orang apa adanya!"

Mungkin atau pasti kita pernah mendengar atau membaca kalimat diatas yang diucapkan atau ditulis oleh teman ataupun orang yang belum kita kenal.

Kita suka mencap seseorang dengan kata "sok" atas penilaian dengan melihat dengan mata kita sebagai yang tidak baik. Lalu standar yang digunakan adalah diri kita sendiri. Dari kalimat yang ada, menunjukkan seakan ingin mengatakan bahwa,"Saya ini loh yang paling benar sikapnya. Kalian kalau mau menjadi benar, harus seperti saya!"

Benarkah demikian?

Bukankah dengan sikap demikian, kita ingin menyamaratakan sikap yang baik itu harus seperti "saya" yang apa adanya?
Arogan sekali menurut saya.
Mengapa kita juga tidak mau melihat, bahwa orang yang suka berbuat baik itu sebenarnya adalah dirinya apa adanya? Begitu juga yang alim, narsis, lebay, dan lainnya.
Apakah karena harus mengikuti standar yang kita tetapkan dengan kata-kata judes mereka harus mengubah dirinya seperti apa adanya versi kita?

Bahkan seorang Mario Teguh yang suka memberikan motivasi kebaikan dicap sebagai sok tukang nasehat.
Padahal ia sedang berbuat apa adanya sesuai dengan profesinya. Lain halnya kala ia berkata-kata kacau setiap tampil. Entah kita akan mencapnya sok apa.

Aneh sekali, ketika kita merasa yang baik menjadi manusia itu adalah bersikap apa adanya, tetapi ketika mereka berlaku apa adanya, kita lantas mencap mereka dengan label sok.

Tidak di dunia nyata, tidak di dunia maya, ada saja orang merasa dirinya yang paling baik didalam ketidakbaikannya.
Menilai si ini sok baik, si itu sok lebay di ruang kantor, di teras rumah atau di warung kopi dari hasil pengamatannya yang super cermat. Itu kalau di dunia nyata.
Bila di dunia maya tak ada bedanya, karena bila dilakukan menilainya melalui tulisan atau komentar. Yang itu sok narsis, yang itu sok bijak.
Lalu akan menjadi ajang rumpi bahwa kitalah orang yang paling baik. Walaupun tidak mengakuinya dalam kata-kata.
Tetapi terlihat dari sikap dan gaya kita.

Dalam hal ini sebenarnya siapa yang sok baik, narsis, atau lebay? Lalu sok bijak dan sok alim?

Sebenar-benarnya adalah benar kalimat kebenaran usang ini: Ketika satu jarimu menunjuk kesalahan orang lain, sesungguhnya keempat jarimu yang lain sedang menunjuk kearah dirimu sendiri!

Oleh sebab itu, siapapun kita, ketika kita bisa melihat dan menilai kesalahan orang lain, sesungguhnya kesalahan itu ada lebih karena kesalahan kita sendiri.
Jadi pada saat kita menilai si A sok baik, si B sok Alim, si C sok lebay atau si D sok narsis, sebetulnya kita yang sedang menilai adalah rajanya sok.

Bila ada raja sok yang harus dimahkotai hari ini, maka itu akan saya berikan pada diri saya sendiri. Mohon jangan iri. saya persilahkan cukup gigit jari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun