Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Orang Sakit atau Orang Baik???

15 Desember 2010   07:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:43 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Orang yang suka menyebarkan kejelekan orang lain, sesungguhnya ia lebih jelek lagi dan sedang mempertunjukkan keburukan sifatnya!


Dalam lingkungan kehidupan kita, pasti akan menemukan berbagai jenis manusia dengan segala macam tingkah dan sifatnya. Diantara yang bermacam-macam itu, ada satu manusia yang menganggap dirinya yang paling baik.
Siapakah dia?

Dialah yang suka dan selalu membicarakan kejelekan-kejelekan orang lain. Dimatanya tiada manusia yang baik. Apabila ada yang berbuat baik, maka yang ada adalah kecurigaan dan cibiran.

Selalu saja ada kejelekan yang bisa dibicarakan tentang orang lain. Ketika ia tidak menemukan kejelekan pada seseorang, maka ia akan segera mencari-cari alasan untuk menjelekan-jelekan orang tersebut.

Orang seperti ini ketika menemukan temannya sejelas, maka suasana akan menjadi ramai dan penuh gosip. Ia begitu bangganya menceritakan kejelekan dan tak segan untuk menjelekan orang lain untuk mendapatkan sambutan.
Semakin direspon maka akan semakin lancar ia bercerita.

Apakah Anda mengenal jenis orang ini? Atau bahkan itu Anda sendiri? Bisa juga itu adalah saya sendiri!

Seharusnya kita sadar, ketika kita suka membicarakan kejelekan orang lain, sesungguhnya kita sedang mempertunjukkan kejelekan dan kebusukan hati sendiri. Karena orang yang hatinya dipenuhi kebaikan, maka ia tidak akan sekalipun mau berbicara tentang keburukan orang lain. Karena ia sadar hal itu sama halnya menjelekan dirinya sendiri.
Jadi, ia akan hati-hati menjaga dirinya dan menghindari membicarakan keburukan orang lain. Apalagi teman dan orang-orang terdekatnya.

Tetapi bila kita adalah diantara jenis orang ini, maka tidaklah perlu untuk bergabung didalamnya. Karena bila kita masih menganggap diri ini sehat, janganlah sampai ikut menjadi sakit. Bila itu teman, berusahalah mengingatkan dan menasehati.
Menghindari dan tidak merespon adalah pilihan yang baik. Karena bila tidak diri sendiripun akan menjadi sama sebagai biang gosip.

Karena bila suka membicarakan gosip ada keasyikan tersendiri, sehingga kita lupa diri dan lupa waktu untuk berhenti. Lupa bahwa kita juga tidak lebih baik dari yang menjadi pembicaraan kita. Bahkan bisa lebih buruk lagi.
Mungkin kita tidak bisa berhenti untuk berbicara, tetapi kita bisa memilih untuk berbicara tentang kebaikan sekecil apapun tentang orang lain. Dengan demikian kebaikan itu bisa menjadi milik kita juga.

Apapun pilihan kita, belajar menjadi baik adalah lebih mulia dari hanya sekadar merasa baik. Harapan saya kita semua akan baik-baik saja untuk menjadi baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun