Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Salahkah Jatuh Cinta, Padamu? (Ketika Cinta Berlabuh di Desa Rangkat 2)

26 Oktober 2010   00:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta memang indah dan juga bisa membutakan, cinta itu bisa bagaikan madu dan juga bagaikan racun.....Tetapi sesungguhnya cinta adalah kedamaian

KISAH SEBELUMNYA

Angin pagi yang dingin masih menyapa, namun Kate van Brekeeley merasakan kehangatan saat pandangannya masih tertuju ke wanita yang melintas di depannya.
Mommy yang cantik keibuan nan seksi dan anaknya Uleng Tepu yang cantik manis bak bunga mawar yang mewangi.

Sedang dalam khayalan mengangkasa, Kate dikejutkan suara yang membuatnya sedikit terkejut.
"Tuan, cantik ya kedua wanita itu?! Serius sekali tuan memandanginya?"
Ternyata suara itu milik Pak Tani Arif yang muncul dari belakang setelah merapikan kebun dibelakang.

Agak gelapan Kate tak menyadari Pak Tani Arif memperhatikannya.
"Oh, kebetulan lihat! Cantik juga ya, pak? Belum pernah saya melihat wanita yang begitu mempesona hati saya!"

"Bukan tuan saja yang mengatakan demikian! Yang satu adalah Bu Lurah di Desa Rangkat, Kami memanggilnya Mommy. Satunya lagi anaknya, Bu Guru Uleng!" Pak Tani Arif menjelaskan.

"Begitu ya? Tapi hatiku kok ser-nya ke . . . Siapa itu? Oh, Mommy ya ya Mommy! Begitu anggun dan keibuan. . . "
Suara pelan itu terucap dari mulut Kate.

Hening. Mentari mulai meninggi. Kicauan burung memecahkan keheningan diantara mereka.

"Pak, nanti sore bisa antar ke rumah Pak Lurah, sekalian lapor! Tiba-tiba Kate mendapatkan satu ide agar bisa bertemu wanita yang telah membuatnya ketar-ketir.

Dengan senyuman Pak Tani Arif menganguk menyanggupi.

Kate van Brekeeley, seorang pria dewasa yang unik. Sebenarnya dengan kapasitasnya saat ini, ia bisa mendapatkan wanita masa kini sesuka hatinya. Entah berapa wanita yang mengejarnya. Tapi tak ada yang sanggup menaklukkan hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun