Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akulah Tuhan ( Al Hallaj vs Fir'aun)

13 September 2010   23:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:16 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Akulah Tuhan" yang dikatakan Al Hallaj adalah tanda sebuah kesadaran tertinggi yang bisa dicapai manusia. Sedangkan yang diucapkan Fir'aun adalah tanda dari kesesatan manusia yang banyak menjangkiti manusia pada hari ini!

* + * + * +
Ana al-haq, demikian kalimat yang diucapkan Mansur Al Hallaj dan Fir'aun. Banyak yang menerjemahkan menjadi "Akulah Tuhan" diantara artinya lainnya. Tentunya sulit untuk mengatakan mana yang paling benar, saya yakin hanya orang yang mengucapkan yang paling mengerti kebenarannya. Orang lain hanya berusaha untuk menjelaskan kebenarannya.
Jadi, paling hanya bisa mendekati kebenaran dari kalimat yang dimaksud. Malah bisa saja salah dan melenceng jauh dari makna yang sesungguhnya.

Sampai saat ini entah sudah berapa banyak orang yang menuliskan kebenaran ini sesuai dengan kapasitasnya.
Dalam hal ini, saya juga hanya untuk menuliskan kebenaran sesuai dengan yang saya pahami semata.

Apa yang dimaksud "Ana al - haq" dan diterjemahkan menjadi "Akulah Tuhan" antara Al Hallaj dengan Fir'aun tentu saja berbeda dan bertolak belakang maknanya.
Saya yakin Al Hallaj mengatakannya secara spontanitas dan penuh kerendahan hati, sedangkan Fir'aun dipastikan mengucapkannya dengan tujuan tertentu dan penuh kesombongan.

Tentu saja Al Hallaj jauh dari maksud mengakui dirinya sebagai Tuhan oleh karena telah mencapai sebuah kesadaran.
Sedangkan Fir'aun jelas-jelas bermaksud untuk mengakui dirinya sebagai Tuhan, oleh karena kebodohannya.

Satu hal lagi, saya yakin kalimat "Akulah Tuhan" terkatakan oleh Al Hallaj adalah karena sebuah pencapaian tertinggi seorang manusia akan kesejatian dirinya. Ia telah membebaskan dirinya dari kerangkeng keakuannya. Dengan kata lain sudah tersadarkan.
Dengan sudah tidak adanya keakuan, sehingga ia mencapai kesadaran bahwa dirinya adalah bagian dari, oleh, dan untuk Tuhan. Tentu saja pencapaian ini sulit dicapai orang yang masih awam.

Sekali, hal ini tentu berbeda dengan seorang Fir'aun yang masih penuh keegoan, sehingga apa yang dilakukan adalah kearogan, gila kekuasaan dan kehormatan. Bukannya mencapai kesadaran tapi justru terjerumus dalam kesesatan menjadi manusia.
Nah, menurut saya sesungguhnya secara diam-diam sifat inilah yang telah merasuki kita pada saat ini, walaupun tidak secara terang-terangan kita meneriakan "Akulah Tuhan".

Karena keakuan yang kita miliki belum terbebaskan, sehingga kesombongan terus menyertai kita. sehingga sulit rasanya sifat-sifat Tuhan menyertai hidup kita dalam setiap langkah.

Semoga waktu yang ada dan tersisa akan segera menyadark,an kita dan tersadarkan, sehingga tidak membuat hidup kita semakin tersesat lalu berteriak, "Akulah Hantu".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun