Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritikan dan Pujian. Dua-duanya Dibutuhkan!

30 Agustus 2010   05:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:36 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Secara umumnya, manusia pasti lebih membutuhkan pujian didalam hidupnya. Namun sesungguhnya kritikanpun tidak kalah penting bagi manusia untuk menjadi baik.
Khususnya didalam hal tulis menulis, pujian dan kritikan sama pentingnya bagi kita.

* * *

Manusia memang senang dipuji. Pujian membuat kita menjadi bersemangat dan terpacu. Bila pujian itu diberikan dan seharusnya, ia akan menjadi obat .
Tetapi pujian yang berlebihan dan mengada-ada justru seringkali menjerumuskan dan menjadi racun.

Begitu sebaliknya, manusia paling tidak suka kalau mendapatkan kritikan. Seringkali kritikan dianggap merendahkan dan menghina dirinya. Untuk menghindari kritikan, seseorang terkadang harus memproteksi diri dengan pembenaran.
Kritikan memang bisa menjadi racun bila diterima dengan kesempitan hati. Tetapi iapun bisa menjadi obat bila diterima dengan kebesaran jiwa.
Karena kritikan yang baik justru akan membuat kita lebih maju dan baik lagi.

Jadi, baik pujian maupun kritikan, semuanya harus disikapi dengan bijak. Pujian ada yang tulus untuk memberikan semangat, ada pula yang hanya basa basi hanya untuk sekedar menyenangkan.
Kritikan juga demikian, ada yang memang bertujuan untuk membangun, namun tak jarang hanya untuk menjatuhkan.

Saya sendiri selalu membuka diri, baik terhadap pujian maupun kritikan secara umum.
Khususnya didalam kepenulisan ini.
Sebuah pujian akan membuat saya bertanya-tanya, apakah saya memang layak dipuji? Apakah ini hanya sekedar pemanis kata?
Begitu juga dengan kritikan, akan ada pertanyaan yang sama.
Apakah saya memang pantas dikritik?
Apakah kritikan ini hanya bertujuan untuk membangun atau menjatuhkan?

Ketika ada yang memuji tulisan saya, hal ini tentunya akan memacu saya untuk menulis lebih baik lagi sehingga memang layak dipuji.
Namun ketika ada yang mengkritik, saya menjadi bergairah untuk membuktikan bahwa saya tidak layak dikritik. Kemudian dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada.

Saya hanya ingin mengatakan, terimalah pujian dengan kerendahan hati. Anggaplah itu sebagai rasa hormat dari orang lain atas hal baik yang telah kita lakukan.
Terimalah kritikan dengan kelapangan dada dan kebesaran jiwa. Anggaplah kritikan itu sebagai pendorong untuk menjadikan kita menjadi lebih baik.

Jadi jangan hanya mau terpukau dan selalu mengharapkan pujian atas apa yang kita lakukan.
Tetapi alergi dan apatis terhadap kritikan yang datang. Karena pujian dan kritikan, dua-duanya sangat kita butuhkan, sebab Sama-sama baik dan bermanfaat.

Semoga selalu ada kerendahan hati dan kebesaran jiwa terhadap pujian dan kritikan di hati kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun