Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ramaditya : Kebohongan Publik dan Kejujuran

21 Agustus 2010   09:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebohongan dan Kejujuran, Pasti Selalu Ada Dalam Perjalanan Hidup Yang Sedang Kita Lakoni. Masalahnya adalah Seberapa Berani Kita Mengakui Kebohongan Yang Pernah Kita Lakukan???

* + * + * +

Setelah sekian lama menyimpan kebohongan dengan mengakui karya musik digital games orang lain, akhirnya seorang blogger tunanetra yang bernama Eko Ramaditya Adikara, secara terbuka mengakui kebohongan publik yang telah dilakukannya selama ini.

Pengakuan ini membuat sebagian besar publik terkejut, tak percaya seorang Rama bisa melakukan plagiat, dan juga mengecam perbuatan plagiat yang telah dilakukan Rama.
Pujian berbalik jadi cacian. Kekaguman merubah jadi kemuakan.
Namun ada juga yang bersikap menghargai kejujuran Rama yang telah mengakui kebohongannya.

Apapun alasan dan pembenarannya, perbuatan mengakui karya orang lain sebagai karena sendiri adalah perbuatan tidak terpuji dan tidak patut dilakukan seseorang yang masih memiliki harga diri.
Plagiat, apalagi untuk tujuan komersil, sebenarnya selain merugikan orang lain juga merugikan diri sendiri. Itu sama artinya tidak menghargai jerih payah dan kerja keras orang lain yang karyanya kita jiplak.

Oleh sebab itu, seorang plagiator yang mencari untuk keuntungan sendiri memang perlu mendapatkan sanksi. Untuk sementara ini, Rama telah mendapatkan sanksi moral dari publik berupa hujatan dan kecaman. Kemudian juga buku karyanya "Power Blind" ditarik dari peredaran oleh penerbitnya. Untuk sanksi hukum, sampai saat ini belum terdengar beritanya.

Tetapi diatas perbuatan plagiatnya, secara jujur saya merasa salut dan kagum untuk kejujuran yang dilakukan Rama untuk mengakui perbuatannya. Karena tidak semua orang bisa dan sanggup melakukannya. Bahkan bila perlu melakukan perlawanan dan mencari pembenaran, seperti banyak dilakukan para pejabat dan publik figur selama ini.

Seperti juga dengan pengakuan Rama yang sebenarnya juga ingin melakukan perlawanan, tetapi akhirnya mengikuti suara hati kecil untuk mengakui perbuatannya.
Karena untuk bisa mengakui sebuah kebohongan memerlukan keberanian, , kerendahan, dan kebesaran jiwa.

Keberanian diperlukan untuk siap menerima resiko yang akan berdatangan akibat kejujuran yang diungkapkan. Karena terkadang kita masih sulit menghargai sebuah kejujuran. Berani siap menghadapi kenyataan untuk diasingkan dari pergaulan.

Kerendahan hati, juga sangat dibutuhkan karena sebagai manusia yang memiliki besarnya keegoisan dan gengsi biasanya akan sulit dan berat untuk mengakui kesalahannya.

Kebesaran jiwa tentunya juga harus dimiliki bila ingin mengakui sebuah kesalahan. Karena dimana pasti akan mendapatkan hinaan dan kritikan tajam. Bila tidak ada kebesaran tidak mungkin akan bisa bersikap jujur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun