Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kok Salahkan Cukang Cukur? Memang Dede yang Jelek!

13 Juli 2010   16:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:53 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita lebih tertarik untuk menyalahkan orang lain daripada sejenak berdiam diri berintrospeksi karena memang lebih gampang untuk melihat kesalahan daripada kebaikan !

* * *

[caption id="attachment_193267" align="aligncenter" width="384" caption="iya ya, memang jelek , kok!!!"][/caption]

Menjelang masuk sekolah , salah satu kegiatan yang banyak dilakukan adalah bercukur rambut , termasuk si kecil yang akan masuk SD . Kebetulan saya juga ingin bercukur dan biasanya saya cukup ke tukang pangkas saja karena potong rambutnya tidak pakai model-modelan , cukup dicepak! Sekalian si kecil diajak , ceritanya kompak .

Tetapi hasilnya kurang memuaskan maminya, yang ingin anaknya kelihatan ganteng. Diliputi rasa kecewa, kemudian si kecil dibawa lagi ke salon untuk dirapikan. Seperti biasanya wanita yang lekat dengan sifat bawelnya, maka maminya si kecil mengeluh di salon, “Memang tukang pangkasnya gak bisa tuh, masak, cukurannya modelnya jadi begini. Model batok, anak saya jadi jelek banget kelihatannya?!”

Mendengar maminya berkata demikian, si kecil langsung komplain,” Mami gimana sih, kok nyalahin tukang cukurnya??! Memang dedenya aja yang jelek kok dari dulu! Kasihan tahu, mi!

Mendengar perkataan si kecil dengan mimiknya yang lucu, spontan membuat orang-orang yang berada di salon serentak tertawa. Tentunya saja maminya ikut tertawa dan bercampur tidak enak hati. Ketika peristiwa ini diceritakan pada sayapun, saya tak habis untuk tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun