Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Ilmu Hitam di Kompasiana?

13 Juli 2010   07:39 Diperbarui: 9 Maret 2021   08:54 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* * *

Suatu hari menjelang tidur, si kecil berkata pada saya, "Papi jangan jadi penulis deh, nanti bisa dibunuh orang! Soalnya dede pernah mimpi begitu" Sepertinya bukan becanda , karena dari caranya mengutarakan terlihat serius. Justru saya yang berusaha menanggapi dengan nada bercanda, "Lok, kok bisa? Memangnya kenapa?" 

"Iya, soalnya dede pernah lihat ceritanya di tv! Pokoknya papi jangan jadi penulis deh. Dede takut ada apa-apa sama papi!" demikian alasan si kecil. 

Namun kenyataannya saya belum menganggap sebagai penulis, hanya sekedar merangkai isi hati untuk intropeksi diri. Tanpa menganggap serius, terus saja saya menulis. 

Suatu ketika, saya merasakan ada ketakberesan pada tubuh saya. Terasa ada sesuatu yang mengganggu dan tidak nyaman. Awalnya saya berpikir, mungkin masuk angin atau kena asam urat. Ternyata bukan! 

Kebetulan ada seorang teman yang memiliki indera keenam. Yang jelas bukan Paul, si gurita! Menurutnya saya sedang sial terkena kiriman ilmu hitam dari seseorang yang tidak senang dengan tulisan- tulisan saya. 

Mungkin di antara kita menganggap saya mengada-ada, begitu saya pada awalnya , antara percaya dan tidak, yang jelas bingung dan heran saja. 

Walaupun demikian saya percaya dengan yang berbau gaib, tetapi saya pun tidak bisa memaksa orang lain untuk ikut mempercayainya pengalaman yang saya alami! 

Mengapa bisa begini ceritanya? Memang sulit untuk membuktikan, tetapi hanya bisa dirasakan, karena hal ini berhubungan dengan masalah gaib. Bukan berarti hal ini tidak ada. 

Awal-awalnya menulis saya memang banyak membahas masalah agama dan ada berisi kritikan, tetapi kritikan yang membangun. Walaupun demikian, bisa saja disalahpahami dan membuat orang lain tersinggung. 

Padahal setiap menulis, saya selalu menyertainya dengan niat baik dan selalu bertanya-tanya, apakah yang saya tulis dapat menyakiti perasaan orang lain? Walaupun demikian, saya pun tidak mungkin memaksa orang lain untuk tidak sakit hati dan tersinggung! 

Apakah kemudian membuat saya takut menulis karena masalah ilmu hitam ini? Tentunya bukan ilmu hitam yang membuat saya takut , tetapi yang saya takutkan adalah bila apa yang saya tulis dapat menyakiti hati orang lain. 

Selagi apa yang saya lakukan adalah kebaikan dan berasal dari hati yang terdalam, tidak ada niat-niat jahat didalamnya, maka tidak ada yang menakutkan bagi saya. 

Ada sebuah kata-kata penguatan yang selalu saya kumandangkan di dalam jiwa ketika dalam ketakberdayaan "Bila Tuhan bersamaku, siapa yang dapat melawan aku!" 

Kembali kepada pengalaman saya yang cukup menyeramkan ini, apakah ada kebenarannya atau hanya omong kosong, tidak menjadi masalah. Semoga ada pelajaran dan makna yang bisa kita dapatkan. 

Sekali lagi, bila apa yang kita lakukan adalah hal yang baik, maka tidak ada lagi yang perlu kita takutkan. Karena yang hitam tidak akan menyakiti yang putih.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun