Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Cemburu dan Iri!

2 Juli 2010   12:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:08 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biarkan aku menikmati kecemburuanku saat ini , bukankah aku tidak akan mengganggu siapapun ???

* * *

Apakah aku tidak boleh cemburu dan iri ? Bukankah aku juga memiliki hati dan perasaan ?
Aku setiap hari bisa menulis ,namun entah mengapa aku merasakan itu semakin menunjukkan ketidakmampuanku . Oleh sebab itu aku jadi cemburu dengan kemampuan menulis para sahabat .

Aku cemburu pada si resi kata Edi Santana Sembiring dan penyair Zulfikar Akbar , yang begitu pandai menari dan mempermainkan kata-kata yang penuh kiasan dan bermakna . Harus sampai mengkerutkan dahi untuk memahaminya . Setiap kata bagaikan syair para pujangga . Aku ingin seperti itu , namun tak pernah bisa !

Aku juga begitu cemburu pada si ibu yang humoris dari Bekasi , Winda Krisnadefa dan sahabatnya yang feminis G , yang pandai merangkai kata-kata yang sungguh berwarna . Penuh inspirasi dan menyegarkan , setiap kata terasa ada iramanya . Lagi-lagi aku tak
mampu untuk seperti itu .

Ada lagi satu kecemburuan , pada ibu-ibu dari Gunung Putri , Kit Rose , yang tiada henti menari - narikan kata-katanya untuk dirangkai menjadi cerpen yang selalu menggoda untuk mengkhayalkannya . Selalu ada inspirasi yang dilahirkan untuk dijadikan pembelajaran . Walaupun aku tak suka membaca cerpen , namun aku berusaha untuk mencicipinya .
Menulis cerpen adalah hal yang begitu sulit untuk kulakukan , oleh sebab itu aku cemburu padanya .

Sebenarnya aku juga cemburu pada bapak-bapak yang suka berganti rupa , Doddy Purbo , yang begitu lancar , cekatan , tanpa sungkan - sungkan menggulirkan kata-katanya yang tajam menusuk . Baik kritikan dan sentilan tanpa harus membuat marah , apalagi emosi . Sungguh - sungguh membuka pemikiran ketika membaca tulisan . Itulah yang harus membuat aku cemburu karena aku tidak bisa melakukannya .

Kemudian aku juga harus terpaksa cemburu pada si Baginda Negeri Ngotjoleria, Andy Syoekry Amal dan ibu seksi yang juga berprofesi konsultasi masalah seks , Mariska Lubis , yang setiap tulisan - tulisan selalu menjadi terpopuler . Hal ini tentunya menandakan banyak fansnya disini . Sepertinya aku tidak akan pernah seperti itu .

Aku sepertinya juga merasa cemburu dengan percikan kata - kata dari dua anak muda , Cupi
Valhala dan Rendy Aditya , yang tulisannya begitu cerdas dan intelek . Yang membuatku harus berpikir keras dengan kemampuan otakku yang pas - pasan . Untuk itulah begitu sulit bagiku menulis menggunakan keintelektualan , karena aku bukan orang yang intelek!

Cukupkah rasa cemburu dan rasa iriku diungkapkan disini dan membuat aku malu?

Tetapi bagaimanapun kemampuan yang kumiliki saat ini , tetaplah aku juga bersyukur . Karena
kemampuan yang kumiliki untuk menulis sepertinya tak akan sia-sia ! Jadi ijinkanlah aku untuk terus menulis walaupun dengan kemampuan seadanya .

Maaf , aku menuliskan semua ini apa adanya , bukan bentuk kerendahan hati . Mohon jangan
disalahpahami .


Terimakasih !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun