Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan Maha Tahu, Mengapa Kita Masih Sibuk Mengingatkan?

13 Mei 2010   01:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:14 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah refleksi diri untuk menerangi hati :

Dalam doa-doa kita yang panjang dan bertele-tele dengan penuh kuasa kita memerintahkan untuk melakukan keinginan kita .

Sibuk mengingatkan Tuhan akan kebutuhan - kebutuhan yang harus dipenuhiNya untuk kita .

Dalam keinginan-keinginan kita , seakan - akan Tuhan menjadi pesuruh untuk harus mengikuti perintah-perintah kita .

Apakah sebab Tuhan Maha baik , sehingga kita boleh dan pantas berlaku sesukanya dan semena-mena ?

Bukankah seharusnya kita cukup dengan meminta pertolongan padaNya ?

Karena dengan Ke-Maha Tahu-anNya , Dia akan mengetahui kebutuhan - kebutuhan yang kita butuhkan dan pantas bagi kita.

Bukankah juga , doa yang paling nyata adalah melalui perbuatan-perbuatan baik yang kita sendiri lakukan ?

Sebab Tuhan sesuai janjiNya , akan membalas berlimpah - limpah kebaikan yang kita lakukan .

Aku jadi bertanya-tanya dan merenungkannya .
Apakah manusia adalah makhluk yang bermuka dua ?

Karena disisi lain kita menyembahNya dan meng-Agung-kan Namanya .
Namun disisi lain tak segan - segan merendahkanNya melalui yang bernama doa dan perbuatan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun