Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pertanyaan-Pertanyaan Yang Tidak Butuh Jawaban!

12 April 2010   00:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:51 2249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu banyak pertanyaan - pertanyaan dibenak ini yang rasanya sudah terasa sesak . Mengapa ? Aku begitu harus berpikir keras dan masih sulit untuk menjawabnya . Yang ada kemudian adalah hadirnya rasa malu yang tak bisa disembunyikan lagi .
Akhirnya kuputuskan , bahwa pertanyaan - pertanyaan ini tak membutuhkan jawaban-jawaban dengan teori-teori yang masuk akal dan indah.

Ternyata yang dibutuhkan hanyalah waktu untuk berdiam diri dalam keheningan untuk bertanya , ya mengapa ?

Bila aku bisa menjadi orang benar, mengapa aku setiap hari membenamkan diri dalam kesalahan?

Bila aku bisa jadi seorang pemenang , mengapa aku lebih memilih menjadi seorang pecundang dalam pertarungan hidup ?

Bila aku bisa tersadarkan , mengapa aku memiliki untuk menyesatkan diri pemikiran dan perbuatan ?

Bila aku bisa memilih untuk menjadi orang yang berbahagia , mengapa aku harus menuju kejalan penderitaan ?

Bila Tuhan menginginkanku menjadi kaya , mengapa aku memilih bergelut dalam kemiskinan ?

Bila aku bisa memberi , mengapa aku masih harus menistakan diri untuk meminta - minta?

Bila seharusnya aku hidup untuk saling memahami dan mengasihi , mengapa harus tidak peduli dan mengumbar kebencian ?

Bila aku bisa untuk menjadi seorang yang rendah hati, mengapa memegahkan diri dalam kesombongan ?

Bila aku bisa menjadi seorang yang berjiwa besar , mengapa aku mengkerdilkan diri dalam kesempitan ?

Bila aku masih memiliki tawa yang membahana , mengapa aku harus terus bersedih dalam kedukaan ?

Bila harapan itu selalu menanti untuk kuraih, mengapa aku harus hidup dalam keputus-asaan ?

Bila aku memiliki keberanian untuk tidak takut, mengapa seringkali kali menakuti diri sendiri untuk berani menghadapi persoalan hidup ini?
Bila aku bisa untuk membicarakan kebaikan-kebaikan dari orang lain, lalu mengapa aku lebih suka hanya membahas kejelekannya ?
Bila aku masih mempunyai hati yang puas , mengapa setiap saat aku mengisinya dengan keserakahan ?
Mengapa ? Tak sanggup lagi rasanya untuk bertanya ? Masih terlalu banyak yang harus kutanyakan pada diriku ! Yang memang tak membutuhkan jawaban....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun