Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tak Sadar, Telah Mengajarkan Kesalahan! Adakah Waktu untuk Tersadarkan???

5 April 2010   17:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:58 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hal yang mungkin tak pernah kita sadari adalah dengan tanpa sadar , selama ini telah mengajarkan kesalahan-kesalahan kepada anak atau orang terdekat kita.....

Menyambung tulisan tentang " Melakukan Kesalahan , Namun Tidak Menyadarinya Sebagai Kesalahan " , mengingatkan dan menyadarkan saya kembali , ternyata selama ini kita juga tanpa sadar suka mengajarkan kesalahan kepada anak atau orang lain . Tetapi selama itu juga kita menganggap sebagai hal yang benar . Sehingga kesalahan itu terus terjadi menjadi kesalahan yang fatal dikemudian hari .

Kata-kata yang sudah tidak asing dan sudah sering kita dengar, bahkan mungkin kita sendiri yang seringkali mengucapkannya . Pada saat kita menemukan seorang anak kecil berbuat kesalahan dan berbuat nakal , spontan akan meluncur kata -kata ,
"Tidak apa-apa , namanya juga anak kecil ! Belum tahu apa-apa !"

Seakan - akan kalau anak-anak kecil berbuat salah dan nakal itu adalah wajar dan tidak Dianggap sebagai kesalahan . Saat anak kita mendengar kata-kata pemakluman itu , maka dia akan berpikir dan tertanamlah dalam ingatannya , bahwa nakal dan berbuat salah itu tak apa-apa . Jadi, kalau masih kecil bebas untuk berbuat salah dan boleh nakal .
Tanpa sadar kita telah mengajarkan kesalahan itu selama ini pada anak kita. _Bahkan sebagian dari kita dengan sadar membiarkan kesalahan itu terjadi tanpa sadar , bahwa itu adalah kesalahan .

Bukankah seharusnya ketika masih anak-anak kecil dan masih belum tahu apa-apa, kita justru harus mengajarinya dan tidak membiarkannya melakukan kesalahan demi kesalahan dengan pemakluman ?

Tetapi sedari kecil itu kita sudah mulai mengajarkan untuk tidak melakukan kesalahan . Sehingga pemahaman yang positif yang tersimpan dalam memori ingatannya , bahwa saya tidak boleh nakal dan berbuat salah.

Ketika anak - anak sudah remaja dan kenakalannya masih terbawa dan saat itu mulai sulit diatur , kita tetap belum sadar juga dan mulai menyalahkan mereka. Padahal selama ini kita sendiri yang telah mengajarkan mereka untuk menjadi nakal dan boleh berbuat salah.

Kita tetap tidak mau sadar dan tak berhenti menimpakan kesalahan kita sendiri pada orang lain . Kita juga tidak berani bertanggung jawab dan jujur mengakui kesalahan-kesalahan yang telah kita tanam dalam otak mereka sejak dari kecil .

Sebenarnya pemakluman atas sebuah kesalahan dapat melahirkan puluhan kesalahan pada waktu berikutnya dan seterusnya .

Yang paling bijak adalah ketika kesalahan terjadi adalah segera perbaikan . Katakan itu adalah kesalahan dan jangan diulangi lagi. Dengan demikian kita tidak lagi mengajarkan kesalahan , tapi adalah kebenaran. Walaupun pasti hal ini akan disalahpahami dan akan terasa pahit .

Tetapi sayangnya demi sebuah kasih sayang yang salah dan karena ketidaksadaran , kita terus mengajarkan kesalahan itu.

Semoga waktu yang akan menyadarkan atas kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun