Sebagai orangtua semestinya , bisa mengajari diri sendiri dulu sebelum mengajarkan kepada seorang anak....
setelah sehari sebelumnya si dede dibelikan mainan bakugan kesukaannya , tiba-tiba dia minta dibelikan lagi mainan sejenis kapal-kapalan untuk melengkapi koleksinya .
Tapi saya berusaha menunda untuk menunda dengan mengatakan , nanti akan dibelikan setelah gajian, karena kemarin baru dibelikan mainan baru . Tanpa saya duga dengan miliknya yang lucu ia langsung protes , "Papi gimana sih, kemarin papi beli Hp nokia dua juta Bbsa, kok beli mainan cuma dua puluh ribu aja gak bisa ? Itu namanya gak sayang anaknya ! "
Mendengar si dede bicara demikian sedikit tidak enak hati juga . Tapi saya masih berusaha menjelaskan , "Bukannya gak mau beli, kan papi bilang, nanti dibelikannya . Papi kan beli hpnya juga pakai kartu kredit, jadi gak bayar pakai uang dulu ! "
"Tapi kan dede mau mainannya sekarang , bukan nanti, papiiiii..........! Tadi Papi bilang belinya pakai kartu kredit , tapi kan nanti tetap bayar juga pakai uang!" Sekarang tampang si dede sudah mulai cemberut .
Jadi bengong dan tidak bisa ngomong lagi kalau sudah begitu . Terlepas keinginan si dede yang memaksa untuk dibelikan mainan , saya memetik pembelajaran yang berarti dalam hal ini.
Menjadi orangtua sekarang harus benar - benar bisa bertindak dengan hati-hati dan selalu teliti bila berbicara . Benar-benar harus bisa menegakkan diri sendiri sebelum mengajarkan sesuatu hal kepada anak , agar mempunyai kekuatan .
Bila tidak mau dikomplain . Karena anak-anak sekarang sangat kritis dan agak sulit diajari .
Ibarat seekor ibu ular yang ingin mengajarkan anaknya untuk berjalan lurus , sedang ia sendiri berjalannya meliuk-liuk . Tentunya apa yang ajarkan akan sulit diterima . Sepertinya demikianlah kita sebagai orangtua seringkali memaksakan suatu hal yang tidak bisa kita lakukan.
Sebagai orangtua , ternyata tanggung jawab yang paling berat adalah bagaimana mendidik anak kita menjadi manusia seutuhnya. Bukannya hanya memberikan pendidikan dan makanan yang terbaik baik saja. Ada hal yang lebih dari itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H