Yesus Kristus harus mati di kayu salib oleh orang-orang yang membencinya. Yesus tidak bersalah namun sengaja dipersalahkan agar dapat dihukum. Apakah Yesus membela diri atau melawan? Tidak! Yesus dalam perjalanan perjalanan menuju Bukit Golgota, saat dicaci maki, diludahi, dicambuk, ditendang dan dihujat tanpa belas kasihan. Dibantai dan disiksa dengan kejam melebihi seekor binatang. Namun apa yang terjadi? Yesus bersabda, " Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat! "
Yesus mengajarkan untuk mengasihi, sekalipun ia adalah musuhmu. Dilain waktu maka Yesus bersabda, " Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. " dan "Kasihilah musuhmu, sama seperti kamu mengasihi sesamamu. " serta "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan. " Apakah kata-kata kasih ini masih belum membangkitkan hati kasih kita?
Buddha Gautama, yang lebih dahulu hadir di dunia ini, adalah juga mengajarkan tentang cinta kasih kepada semua makhluk di dunia ini. Sang Buddha bersabda : Jika seseorang dengan kedunguannya berbuat salah terhadapku, maka aku akan membalasnya dengan melindunginya dalam tirai kasihku yang tak terbatas. Semakin jahat yang datang darinya, semakin baik yang harus kuberikan.
Bagaimana pun diperlakukan oleh Devadatta, keponakannya sendiri. Hendak dibunuh dan difitnah , Sang Buddha tak bergeming dalam kasihnya tanpa tercemarkan. Karena Sang Buddha selalu mengajarkan tentang cinta kasih kepada semua makhluk. Jangan membalas kebencian dengan kebencian, karena kebencian tidak akan dapat memadamkam kebencian, tapi balaslah dengan cinta kasih.
Masihkah pantas kita untuk saling membenci sesama umat ciptaanNya bila demikian?
Mungkin kita berdalih , Nabi Muhammad, Yesus Kristus, dan Buddha Gautama adalah sudah mencapai tingkat kesucian dan manusia pilihan Tuhan. Jangan bandingkan dengan kita yang masih orang biasa dan masih banyak kesalahan. Akan tetapi , bukankah kita telah menjadikan Nabi dan Buddha itu sebagai junjungan kita? Lalu pantaskah ketika kita menganggung-agungkan namanya dimulut kita, namun didalam hati penuh kebencian kepada sesama kita?
Bukankah justru Para Nabi dan Para Buddha itu diutus Tuhan untuk memberikan contoh nyata untuk kita teladani. Bagaimana kita justru menolaknya kebenaran ini dengan pembenaran?
Bila kita gunakan hati yang terdalam untuk memahami semua ajaran agama, intinya cuma satu , KASIH! JANGAN MEMBENCI!
Ketika dengan sejenak kita renungkan, kita akan menemukan bahwa didalam setiap diri kita telah dikaruniakan hati yang mengasihi.
Jadi, bila kita bisa untuk saling mengasihi, lalu mengapa kita harus saling membenci?
Percayalah, pasti itulah yang diharapkan oleh Para Nabi dan Para Buddha. Pasti demikian juga makna Tuhan menciptakan kita , adalah untuk saling mengasihi di dunia ini. Untuk menjaga dan menjadikan bumi ini sebagai tempat yang layak dan indah bagi kehidupan seluruh makhluk.