Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yesus Dilahirkan Secara Cesar???

11 Februari 2010   12:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:58 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seorang anak adalah masa depan, untuk itulah sebagai orangtua kita wajib ikut menciptakan masa depan yang cemerlang itu bagi mereka

Keinginan tahu si dede akhir-akhir ini sangat tinggi banyak sekali hal tentang kehidupan ia tanyakan.
Dimana kadang membuat saya dan mamimya kelabakan untuk menjawab. Karena kalau jawabannya tidak memuaskan, ia akan terus bertanya dan bertanya.

Salah satunya ia bertanya, "Mami, Yesus itu lahirnya melalui operasi cesar kayak dede atau melalui perut? _maksudnya dilahirkan secara normal _! " Ketika ia pulang dari sekolah Minggu.
Tentu jawabannya adalah Yesus dilahirkan secara normal pada waktu itu oleh seorang wanita yang bernama Maria dikandang domba .

Mengapa si dede menanyakan hal itu yang bagi kita sepertinya hal yang sepele dan tanpa makna? Mungkin kita juga menganggapnya hanya sekedar iseng mengajukan pertanyaan itu!
Tetapi sebagai orangtua kita juga jangan sampai menyelekan pertanyaan dari seorang anak kecil yang penuh keingintahuan.

Sebenarnya dengan keinginan tahuan yang tinggi dari seorang anak yang masih kecil adalah sangat baik bagi kita sebagai orangtua untuk memberikan pembelajaran tentang makna kehidupan padanya.
Kita harus bisa merespon dengan baik apapun pertanyaannya.

Pada saat itu, mamimya menjelaskan, bahwa pada jamannya Yesus kira-kira 2000 tahun yang lalu, tentunya kemajuan teknologi kedokteran belum semaju saat ini. Jadi belum ada yang namanya melahirkan dengan cara cesar . Tetapi kelahiran seorang Yesus adalah sangat spesial karena Ia adalah orang suci atau dilahirkan punya misi yang khusus untuk menyelamatkan dunia.

Bahwa juga dijelaskan pada si dede , bagaimana penderitaan seorang ibu yang melahirkan anaknya pada saat itu. Dimana harus melalui perjuangan yang luar biasa antara hidup dan mati pada saat itu.
Membayangkan saja sudah begitu menegangkan .
Walaupun si dede dilahirkan dengan operasi cesar, tetaplah sama nilainya. Karena tetap harus melalui proses mengandung selama kurang lebih sembilan bulan.

Tentulah seorang wanita yang sedang mengandung mengalami sebuah penderitaannya demi menjaga janinnya agar bisa tumbuh dan bertahan hidup. Kadang makan dan tidurpun tak nyaman.
Wanita adalah makhluk yang mulia bagi kehidupan. Maka ada dikatakan, bahwa surga itu ada ditelapak kaki ibu.
Jadi sebagai seorang anak itu jangan sampai melupakan hal ini. Jangan kurang ajar dan melawan orangtua. Karena itu sangat tidak disukai Tuhan.

Mendengar penjelasan mamimya, si dede hanya bisa berkata, kalau begitu dede harus berterimakasih sama mami. Dede merasa bersalah karena selama ini sudah nakal dan menyakiti mami. Ia langsung meminta maaf sama mamimya dan berjanji tidak akan nakal lagi.
Sebagai orangtua tentunya sangat gembira mendengar seorang anak yang masih kecil bisa berkata demikian . Sampai mamimya meneteskan airmata antara terharu dan bahagia mendengar penuturan si dede.
Sebagai orangtua tentulah sangat bersyukur bila anaknya masih bisa mengingat jasa dan kebaikan seorang ibu.

Saya hanya bisa selalu berharap bahwa kesadaran akan selalu menaungi si dede untuk kehidupan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun