Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Nyala - Padam, Padam - Nyala, Kapan akan Terang Benderang???

31 Januari 2010   15:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:09 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_64274" align="aligncenter" width="500" caption="community.kompas.com/"][/caption] Sungguh membuat kesal,marah dan kecewa Listrik hidup tiba-tiba mati Tak lama, hidup lagi Besok mati lagi Berapa sering telah terjadi? Hampir setiap hari dan membuat susah hati Berapa banyak yang mengeluh dan merasa mengalami kerugian Bila dihitung dengan hitungan ekonomi, Kerugian mencapai miliaran rupiah setiap hari Bikin pusing kepala dan menyesakan dada, serta emosi juga Listrik sungguh berarti bagi penerangan Sebab begitu pentingnya bagi kehidupan, Segala daya upaya dilakukan agar semua ini tak terjadi Dana segera dikucurkan,Agar pemadaman tidak harus terjadi Bilamana mau sejenak waktu digunakan Untuk menganalisa semua ini untuk kebaikan diri Adakah kita juga mengeluh dan merasa rugi setiap hari Akan keadaan Hati Nurani yang terang benderang Sekarang sering hidup dan mati semaunya Terkadang redup-redup Adakah kita menggunakan segala usaha Agar terangnya Nurani tidak pernah padam lagi ? Sungguh, bukankah kita tidak ingin hidup dalam kegelapan? Kegelapan yang akhirnya menyesatkan Berapa banyak diantara kita yang sadar akan hal ini? Sudah berapa lama hati nurani ini telah padam?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun