Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jangan Keras Kepala, Ucapkan Saja Terimakasih!

6 November 2009   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:25 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Keras kepala adalah keangkuhan yang menyebabkan kita menolak koreksi orang lain. Itu menyebabkan kita tidak mau berhenti membela diri. Ketika seseorang menunjukkan kesalahan dan cacat kita, kita menghindar, menyangkal, atau menyalahkan orang lain. " ~ John Ortberg~ catatan untuk menmgingatkan diri sendiri, saat mendapat kritikan: Ada yang mengkritik atau memberikan masukan kepada kamu, terlepas itu benar atau salah, janganlah membantah dan sibuk mencari pembenaran diri. Bahkan tak jarang harus bersitegang dengan menarik urat leher. Kadang sudah salah pun masih begitu ngototnya, bagaimana kalau benar?! Cobalah untuk mendengarkan dengan baik, lagi pula tak ada ruginya. Tidak perlu panas hati, cukuplah sabar dan ucapkan terimakasih. Anggaplah itu sebagai wujud perhatian. Karena sesungguhnya tanpa kamu sadar sebuah kesalahan terjadi, padahal menurut pemikiranmu benar. Karena bagaimanapun orang akan lebih jelas melihat perbuatan kamu. Oleh karena itu, dengarkan dan dipertimbangkan dulu apa pun pendapat orang lain, dengan begitu akan tercukalah pemikiranmu. Ada orang yang mau menunjukkan kesalahan kamu, anggaplah sebagai gurumu, bagaimana kamu tidak mau menerimanya? Bersyukurlah, dan sekali lagi ucapkan terimakasih. Ini adalah ajaran terbaik bagimu. Kerendahan hati adalah sikap mau diajar dan mau belajar kepada siapapun. Tidak menyepelekan hal-hal kecil. Tidak menganggap diri sendiri yang paling benar, tapi menganggap diri sendiri selalu salah atau kurang. Orang angkuh adalah ibarat gelas yang telah penuh, sehingga tak bisa lagi diisi, dan lama kelamaan airnya akan kotor. Orang yang rendah hati adalah ibarat gelas yang selalu kosong, oleh sebab itu ia dapat selalu diisi sampai penuh, dan airnya akan selalu bersih jernih. Oh, indahnya sebuah kerendahan hati itu. Mau? --

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun