Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Penderitaan

27 Februari 2014   18:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tidak akan ada yang terbebas dari penderitaan atau masalah selama menjalani kehidupan di dunia ini. Karena dunia adalah tempat bertemunya kesenangan dan penderitaan.

Semua orang akan mengalami penderitaan dalam hidupnya. Yang membedakan bagaimana cara menyikapinya. Menjadikan penderitaan sebagai masalah yang menyakitkan atau penderitaan sebagai obat yang menyembuhkan jiwa.

Memeluk Penderitaan

Adalah mustahil kita dapat menolak hal yang tidak menyenangkan menghampiri hidup kita. Ini sama halnya menolak awan menghiasi langit. Penolakan justru akan semakin memupuk ketidakpuasan yang berujung semakin menderita.

Ada yang merumuskan penderitaan sebagai rasa sakit dikalikan perlawanan. Artinya ketika penderitaan dilawan maka yang didapat kesakitannya akan semakin bertambah. Semakin menolak semakin berkali lipat rasa sakitnya.

Tetapi dengan kepolosan dan keikhlasan penderitaan itu diterima, maka rasa sakitnya akan semakin minimal. Semakin diterima semakin berkurang kesakitannya.

Jadi ketika mau berdamai dengan penderitaan dan memeluknya bak kekasih, maka penderitaan yang ada akan terasa damai. Intinya terletak cara menyikapi saja.

Memaknai Penderitaan

Sebatang kayu tak akan menjadi ukiran yang indah dalam berbagai bentuknya tanpa mengalami kesakitan atau penderitaan terlebih dahulu. Bahasanya diukir atau dipahat dan diamplas.

Seruling tak akan menghasilkan suara yang indah tanpa mengalami siksaan berupa diamplas dan dilubangi sebelumnya.

Seseorang yang bisa menapak sukses tentu pasti akan mengalami kesusahan atau kegagalan demi kegagalan.

Untuk sampai ke puncak gunung yang tinggi, perlu melalui pendakian yang melelahkan. Dalam perjalanannya harus mengalami berbagai rintangan. Tetapi tatkala sampai ke puncak, maka segala lelah hilang seketika.

Memahami hal ini, penderitaan adalah keniscayaan yang harus terjadi, agar ada pertumbuhan secara kejiwaan.

Bahasa bijaknya, penderitaan adalah guru terbaik untuk membimbing kepada pertumbuhan spiritual. Melalui penderitaanlah dapat menuju kepada kedewasaan rohani. Melalui penderitaanlah kesadaran semakin ditingkatkan. Meminjam penderitaan, keindahan hidup akan diperoleh akhirnya.

AFIRMASI:
Tuhan, semoga melalui penderitaan-penderitaan yang kami alami, semakin mencemerlangkan jiwa kami. Biarlah penderitaan yang ada menjadi nutrisi bagi pertumbuhan rohani menjadi semakin dewasa, sehingga mencapai keinsyafan dalam kesejatian pada waktunya.

@refleksidirimenerangihati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun