Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dolly

20 Juni 2014   06:08 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:02 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Masalah nanti akan hadir lokalisasi baru tentu akan menjadi tantangan tersendiri lagi yang mereka yang komitmen untuk menghambat pertumbuhan pelacuran secara terang - terangan.

Hidup Memang Selalu Pembenaran

Lihatlah para PSK dan para pembelanya dengan gagah berani melawan  penutupan Dolly yang sedianya akan dilaksanakan pada Rabu, 18 Juli 2014. Segala pembenaran dilontarkan. Yang utama adalah masalah perut. Seakan di dunia ini hanya ada satu pekerja saja yang layak ditekuni.

Atas demi menafkahi keluarga mereka dengan gagah berani melawan dan merasa bangga atas pekerjaan yang mereka lakoni. Tidak perlu lagi merasa bersalah walau harus melacurkan tubuhnya.

Isi perut lebih dari segalanya walau mendapatkannya dengan cara yang tidak pantas. Padahal dikabarkan, demi untuk memberi pencerahan kepada para PSK berkenaan dengan pekerjaan mereka sudah didatangkan ustad dan kiai.

Walau bekerja di dunia yang dianggap penuh kenistaan, mereka tetap ada yang merasa  berharga dan bak pahlawan bagi keluarganya. Toh yang namanya uang itu tak berdosa.

Bagaimana dengan Kita?

Apakah kita lebih baik daripada mereka yang melacurkan diri? Mungkin ada di antara kita yang merasa lebih terhormat padahal sama - sama menjual tubuhnya. Terhormatnya karena atas nama seni.

Ada juga di antara kita yang tak harus buka baju jual tubuh, malahan dengan pakai rapi berdasi. Tetapi tak segan juga melacurkan pikiran atau kepintarannya. Termasuk ada yang rela melacurkan kata - katanya demi untuk siapa yang bayar.

Apa bedanya dengan oknum dewan yang terhormat yang melacurkan jabatannya demi untuk mencuri uang rakyatnya atas nama komisi atau fee?

Apa bedanya dengan ada di antara kita yang melacurkan kepintaran dengan memutarbalikan fakta semata - mata untuk menambah pundi - pundi kekayaan? Demi uang atau aktualisasi diri dengan menulis pun kita bisa melacurkan diri. Jadi mikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun